Bahkan Ridwan Kamil mengajak Tjetjep keliling Mandalika naik motor sidecar, Ural.
Ungkapan bahagia Tjetjep diceritakan Ridwan Kamil dalam keterangan postingan sebagai berikut:
“Deru suara motor-motor itu seperti musik di telinga saya, Pa Gub,” ujar Pak Tjetjep. “Sok geura regepkeun.”
“Pak Gub, di 7 April 1974, itu takdir hari terakhir saya sebagai pembalap, setelah 20 tahun balapan internasional. Saya terjatuh di sirkuit Kuala Lumpur dan harus berakhir di kursi roda. Sampai hari ini,” ujar pembalap Jawa Barat yang memulai balapan di tahun 1954.
“Namun Hari ini saya bahagia sekali. Bisa Tuhan beri kesempatan melihat balapan MotoGP. Terima kasih pisan,” pungkas seorang pahlawan olahraga yang berusia 83 tahun ini.
Itu sekelumit perbincangan sederhana saya dengan Pak Tjetjep Euyong Heriyasa, pahlawan pembalap Indonesia asal Jawa Barat.
Dari raut dan sorot matanya yang saya potret, saya tau ia sedang berbahagia.
Baca Juga: Presiden Jokowi Kasih Piala ke Juara MotoGP Mandalika 2022, Jagokan Miguel Oliveira?
Prestasi tertinggi Tjetjep adalah juara 3 Grand Prix Macau pada 1970.
Empat tahun berselang, Tjetjep terpaksa pensiun dari dunia balap motor.
Kecelakaan di GP Batu Tiga, Kuala Lumpur, Malaysia, memastikan kondisi fisiknya tidak dapat lagi beradu cepat motor di sirkuit.
Meski begitu, Tjetjep tidak pernah betul-betul meninggalkan dunia balap motor sepenuhnya.
Baca Juga: Momen Fabio Quartararo Tiru Ritual Pawang Hujan Saat MotoGP Mandalika 2022
Tjetjep Euwjong Herijana masih mengikuti perkembangan dunia balap motor.
Mulai dari MotoGP, perkembangan mesin motor balap, sampai Sirkuit Mandalika.
Pembalap legendaris Indonesia itu akan berulang tahun yang ke-83 pada 26 Maret 2022.
Tiket menyaksikan langsung MotoGP dari Kang Emil merupakan kado terindah.
View this post on Instagram
Source | : | Instagram/ridwankamil |
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Ardhana Adwitiya |
KOMENTAR