Rata-rata kru, jurnalis, dan pembalap yang ngopi memesan 3 kali sehari. Bahkan ada yang sampai berkali-kali bolak balik memesan kopi.
"Kalau hitungan berapa kali saya kurang tahu, karena ada dari tim pesan ke atas dan bawa ke bawah (paddock). Tp rata-rata sehari 1 orang itu minumnya minimal 3 gelas sampai 10 gelas sehari," tutur Masiseng Muzur, pada TribunLombok.com.
"Itu artinya mereka sudah addicted (kecanduan) sama kopi yang kita sajikan," ujarnya.
Menurut Masiseng, para jurnalis, pembalap dan kru menyukai kopinya karena cita rasa dan aroma kopi asli Lombok, Indonesia yang mereka sajikan.
Bersama rekan kerjanya Akli, Masiseng selama tiga hari melayani permintaan kopi pembalap dan kru, termasuk jurnalis asing.
Karena banyaknya permintaan, dalam sehari dia bisa menghabiskan 6-10 kilogram kopi.
"Kopinya lokal dari Lombok. Banyak bule (jurnalis dan kru pembalap) yang mau beli, bahkan ada yang minta kontak saya, dia ingin memesan," ujar Masiseng.
Baca Juga: Warung Kopi dan Kafe di Sekitar Mandalika, Nongkrong Asyik Saat Nonton MotoGP Mandalika Lombok 2022
Apresiasi yang tinggi warga asing terhadap kopi lokal Lombok membuatnya merasa bangga menyuguhkan setiap gelas kopi.
"Kalau ada yang mau beli kita kasih saja," ujarnya.
Sebagai putra daerah, dia mengaku sangat bangga dilibatkan langsung di ajang MotoGP Mandalika.
"Di sini kita tidak asal masuk, karena yang dilihat adalah kemampuan (kualitas produk)," katanya.
Masiseng dengan brand Kopi Sedjiwa dipilih karena kualitas yang disajikan benar-benar terjaga.
Sehari-hari Kopi Sedjiwa bisa dinikmati di warung kopi di Pemenang, Lombok Utara.
Sejak awal, kata Masiseng, mereka berusaha mempertahankan rasa dan kualitas.
"Kalau orang bilang dapat apa hanya orang malas," katanya.
Dia juga bangga bisa berpartisipasi dalam gelaran MotoGP Mandalika 2022.
Sebab dia bisa memperkenalkan kopi Lombok kepada para jurnalis.
Tidak hanya kopi asal Lombok, mereka juga menjual kopi dari berbagai daerah di Indonesia.
Demikian pula dengan Akli, rekan kerja Masiseng ini mengaku, dia sangat senang bisa melayani para pembalap di Sirkuit Mandalika.
Meski mereka khusus melayani jurnalis di media center, tetapi banyak kru pembalap dan tim Dorna yang datang memesan.
Bahkan saat tes pramusim Februari 2022 lalu, dia masuk dalam televisi Dorna dan disiarkan secara langsung.
Akli yang dulu bekerja di Gili Trawangan ini mengaku sangat bangga.
"Tidak pernah menyangka sih bisa masuk di TV MotoGP," katanya, sembari tersenyum.
Artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Sosok Penjual Kopi Lombok yang Bikin Bagnaia dan Di Giannantonio Kecanduan di Mandalika
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR