MOTOR Plus-Online.com - Terjadi antrean panjang kendaraan yang mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar di berbagai daerah.
Antrean tersebut disebabkan terbatasnya stok solar di berbagai SPBU.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati pun menilai ada sejumlah faktor yang mempengaruhi kelangkaan solar.
Salah satunya, soal kuota solar subsidi tahun ini yang lebih rendah dari tahun lalu.
Ia menjelaskan, melihat perekonomian yang mulai pulih di tahun ini, maka konsumsi solar subsidi bisa saja mencapai 16 juta kiloliter (KL), melebihi kuota yang ditetapkan yaitu sebesar 14,09 juta KL.
Per Februari 2022 saja, penyaluran sudah melebihi kuota 10 persen yaitu mencapai 2,49 juta KL dari yang seharusnya 2,27 juta KL.
"Kami memahami bahwa sekarang industri tumbuh, maka kita tetap suplai, walaupun sekarang sudah over kuota, per bulan kan ada kuota."
"Tapi sudah over 10 persen sampai dengan Februari," ungkap Nicke dikutip dari kompas.com.
Menurut Nicke Widyawati, porsi Solar subsidi terhadap keseluruhan penjualan BBM diesel mencapai 93 persen, sedang nonsubsidi hanya 7 persen.
Baca Juga: Petugas SPBU di Banjarnegara Dituduh Nyolong Solar, Pertamina Bilang Begini
Melihat hal itu, pihaknya dan aparat penegak hukum akan memastikan apakah sebanyak 93 persen penjualan solar subsidi itu mengalir ke industri besar.
"Kami melihat antrean-antrean ini justru dari industri besar, sawit, tambang ini harus ditertibkan," tambah Nicke Widyawati.
Meski bahan bakar jenis solar mengalami kelangkaan, pemotor bisa bernapas lega.
Pasalnya motor menggunakan mesin bensin bukan diesel.
Merangkum dari berbagai sumber, setidaknya ada beberapa alasan mengapa mesin diesel tidak digunakan untuk motor.
Pertama, mesin diesel memiliki torsi yang besar di rpm yang rendah.
Hal ini tentu tidak diperlukan untuk motor karena memiliki bobot yang ringan ketimbang mobil.
Kedua mesin diesel memiliki rasio kompresi lebih tinggi dibandingkan mesin bensin.
Baca Juga: Video Petugas SPBU Pertamina di Banjarnegara Curang, Disebut Nyolong Solar
Rasio komperasi yang tinggi ini, membuat konstruksi mesin lebih besar dan bobotnya berat.
Ketiga, mesin diesel memerlukan ruang yang besar untuk mendinginkan mesin.
Sekedar informasi, bahwa mesin diesel lebih panas dibanding mesin besin.
Keempat, mesin diesel menghasilkan lebih banyak getaran dan kebisingan dibanding mesin bensin.
Source | : | berbagai sumber |
Penulis | : | Erwan Hartawan |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR