Diketahui ssat ini harga Pertalite dan Solar tidak mengalami kenaikan karena disubsidi oleh pemerintah
Harga Pertalite saat ini masih banderol Rp 7.650 per liter, sementara Solar masih dijual seharga Rp Rp 5.150 per liter.
Lebih lanjut, Arifin katakan, strategi menghadapi kenaikan harga minyak dunia juga dilakukan melalui pengamanan cadangan operasional jadi 30 hari dari saat ini hanya 21 hari.
Juga melakukan manajemen stok secara jangka panjang.
"Serta melakukan optimalisasi campuran bahan bakar nabati dalam solar," kata dia.
Pemerintah Tidak Punya Empati Di sisi lain, untuk strategi jangka pendek, pemerintah akan menjaga ketersediaan pasokan dan distribusi BBM, khususnya ada periode Ramadhan dan Idul Fitri.
Lalu, meningkatkan pengawasan dan penindakan penyalahgunaan BBM, serta memaksimalkan fungsi digitalisasi SPBU.
Tak hanya itu, pemerintah juga akan menambah kuota BBM subsidi yaitu Solar dan minyak tanah, serta BBM khusus penugasan yaitu Pertalite.
Secara rinci, Solar diusulkan bertambah 2,29 juta kilo liter (KL) menjadi 17,39 juta KL, minyak tanah bertambah 0,10 juta KL menjadi 0,58 juta KL, dan Pertalite bertambah 5,45 juta KL menjadi 28,50 juta KL.
"Untuk jangka pendek, kami mengusulkan perubahan kuota BBM jenis tertentu yaitu minyak Solar dan minyak tanah, juga JBKP Pertalite, dan melakukan penyesuaian harga BBM non subsidi," tutup Arifin.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Menteri ESDM Beri Sinyal Kenaikan Harga Pertalite dan Solar.
KOMENTAR