MOTOR Plus-online - Nikuba diklaim bisa mengubah air jadi BBM untuk motor, berikut tanggapan ahli dari ITB.
Sedang ramai motor Viar Cross 200 cc milik anggota TNI menggunakan bahan bakar air.
Dalam tayangan Instagram Kodam Siliwangi, Jawa Barat motor tersebut dites jalan dari Cirebon, Jawa Barat ke Semarang, Jawa Tengah.
Dalam tayangan di Kompas TV, Aryanto Misel mengklaim 1 liter air mampu menjadi bahan bakar untuk sejauh 500 km.
Tri Yuswidjajanto, pakar dari Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB, telah melakukan perhitungan secara detail atas temuan alat Nikuba.
Dari hasil hitungan tersebut, sulit dibuktikan bahwa Nikuba mampu memberi energi untuk perjalanan bahkan sampai puluhan kilometer.
“H2O tidak dapat menggantikan bensin karena produksi H2O terbatas oleh pasokan listrik dari accu (aki),” ujar Yudwidjajanto dalam Webinar bertema "Air sebagai Bahar Bakar, Mungkinkah?" pada Rabu (25/5/2022).
Apalagi, lanjutnya, kemampuan maksimal dari aki hanya bisa memproduksi 0,7 persen energi yang diperlukan motor.
Baca Juga: Ramai Penggunaan Nikuba Alat Pengubah Air Jadi Bensin, Pakar ITB: Air Tidak Bisa Gantikan Bensin
Sementara itu, jika produksi H2O ditingkatkan maka aki akan tekor.
Sehingga motor akan mogok karena tidak ada pasokan listrik ke busi.
Dr Yus menambahkan, H2O hanya dapat berfungsi sebagai suplemen namun andil terhadap efisiensi kemungkinan akan rendah.
"Apalagi adanya produk reaksi berupa H2O dan adanya uap air yang terikat, diam, dapat memunculkan bahaya korosi pada komponen ruang bakar," tambahnya.
Disebutkan pula olehnya, H2O hanya dapat berfungsi sebagai suplemen.
Tapi dia juga andil terhadap efisiensi yang kemungkinan sangat rendah.
“Apalagi adanya produk reaksi berupa H2O dan adanya uap air yang terikut, diam, dapat memunculkan bahaya korosi pada komponen ruang bakar,” katanya.
Kemudian terbentuknya emulsi minyak lumas yang akan meningkatkan laju keausan komponen transmisi daya.
Baca Juga: Teknologi Nikuba Klaim 1 liter Air Bisa Tempuh 460 km, Pakar ITB Beberkan Hitungan Ilmiahnya
Yuswidjajanto pun mengungkapkan perlu dilakukan penelitian lengkap jangka panjang minimal tiga kali periode ganti oli, sebelum menggunakan Nikuba.
“Tapi dalam hal ini saya sangat ingin mengajak diskusi penemu Nikuba untuk sama-sama menghitung, sehingga bisa disampaikan kepada masyarakat,” tandasnya.
Source | : | Berbagai sumber |
Penulis | : | Harits Suryo |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR