"Ketika saya mulai, saya sadar beberapa hal bagus, tapi juga batasan di area tertentu."
"Jika Anda tidak mengharapkan sesuatu seperti itu, maka itu merupakan masalah besar," jelasnya.
"Tidak masalah sekarang karena Anda terbiasa dengan itu. Namun, ketika Anda mencoba mengubah sesuatu dan tidak bisa melakukannya, maka menjadi sangat sulit.
"Itu adalah situasi tersulit bagi saya karena sangat berbeda dari delapan tahun terakhir saya (di Ducati)."
Sebelumnya menunggangi motor Yamaha YZR-M1 bukan hal baru bagi Andrea Dovizioso.
Pada MotoGP 2012 ia pernah bergabung ke tim Monster Energy Yamaha Tech3 satu musim dan musim debut bersama Yamaha Dovizioso terhitung apik serta kompetitif.
Namun, pada tahun 2013 Andrea Dovizioso pindah ke Ducati dan bersama hingga tahun 2020.
Karena polemik dalam Ducati, Andrea Dovizioso tidak melanjutkan kontrak dengan Ducati dan memilih rehat dari kejuaraan sejenak.
Pada akhir musim lalu, Andrea Dovizioso menerima pinangan tim Petronas Yamaha SRT, imbas dipecatnya Maverick Vinales dari tim Monster Energy Yamaha MotoGP.
Baca Juga: Tak Hanya Kelas MotoGP yang Punya Poin Konsesi, Moto2 dan Moto3 Juga, Siapa yang Dapat?
"Saya harus menggerakkan motor dengan cara berbeda dengan sebelumnya. Saya punya pendekatan jelas agar kompetitif sepanjang akhir pekan dan di titik tertentu, itu bekerja. Namun, semuanya tidak berfungsi lagi, sama sekali." ungkap Dovizioso.
"Jadi Anda harus melakukan yang sebaliknya. Pertama, itu tidak alami dan kedua, bukan gaya saya." jelasnya
"Ketika Anda punya pengalaman ini, semua berubah. Tak ada yang bisa memprediksi segalanya. Ada banyak alasan kenapa semua terjadi musim ini, sungguh mengecewakan,” tuturnya.
"Saya mengharapkan banyak lagi, tapi ini adalah situasi sangat khusus. Saya tidak mau menyebutnya situasi buruk karena Fabio Quartararo bisa memenangi titel tahun lalu dan sekarang memimpin klasemen." ungkapnya.
Source | : | Speedweek.com |
Penulis | : | Ilham Ega Safari |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR