Inilah fungsi piggy back, yang mengubah banyak variabel dan parameter dari ECU bawaan motor.
"Dari timing pengapian, sensor oksigen dan udara, sampai debit dirubah mengikuti kebutuhan," sebut pria gondrong ini.
Tentunya perubahan itu dilakukan, untuk mengejar optimalisasi pengapian dan debit bensin.
"Parameternya tergantung keinginan pemilik dan kebutuhan motor, paling utama adalah mengejar responsif mesin untuk akselerasi," lanjut Yudhi.
Untuk menyettingnya sendiri, Yudhi membuat alat settingannya, untuk membaca parameter asli dari sensor TPS.
"Nanti dicari angka optimalnya, dicari optimalnya -10 dari angka bawaan, karena basicnya motor tidak butuh naikin debit di rpm bawah," tunjuk Yudhi.
Koneksinya sendiri memutus kabel ke sensor TPS, menggunakan socket DB9 untuk outdoor, agar tahan air serta vibrasi mesin.
"Pemasangannya kalau memutus kabel jelas harus benar, karena berhubungan ke ECU," tambah Yudhi.
Piggy back BlackBox dijual Rp 825 ribu sekaligus pasang, dengan garansi 1 tahun.
Baca Juga: Pasang Gas Spontan di Motor Injeksi Sembari Libur Lebaran, Musti Setting ECU?
Meski populer di pengguna motor bore up dan balap, ternyata piggy back bisa juga dipakai di mesin standar.
"Banyak juga yang pakai di mesin standar, terutama yang ingin tarikan bawahnya sejak bawahnya lebih kuat," tukas Yudhi.
Yang terakhir, kenapa piggy back ini dinamakan BlackBox, dan warnanya tidak kotak hitam?
"Awalnya warnanya hitam, tapi karena inspirasinya black box dari pesawat, warnanya harus mencolok biar mudah ditemukan," tutup Yudhi.
+62 813-8007-4163 (Yudhi)
Penulis | : | Reyhan Firdaus |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR