Oleh karena itu, pengurangan kuota BBM diperlukan agar masyarakat beralih ke kendaraan listrik.
Seperti yang diketahui bahwa Pertamina saat ini sedang melakukan uji coba pembelian BBM subsidi dengan aplikasi MyPertamina.
Kendaraan motor atau mobil yang masuk ke dalam spesifikasi syarat layak menerima BBM subsidi diwajibkan mendaftarkan data kendaraannya ke MyPertamina.
Usai mendapat QR Code, barulah pemilik kendaraan bisa membelanjakan BBM ke SPBU Pertamina.
Langkah tersebut ditempuh pemerintah agar BBM subsidi merata dan tepat sasaran.
"Untuk Pertalite dan Solar subsidi masih banyak dikonsumsi oleh masyarakat golongan menengah ke atas dan pengguna yang tidak berhak alias ini orang-orang yang mampu, hampir 60 persen orang kaya menikmati hampir dari 80 persen dari total konsumsi BBM subsidi," kata Irto Ginting Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga.
Melihat tren konsumsi saat ini, Irto menjelaskan ada potensi terjadinya kuota berlebihan.
Baca Juga: Polisi Akan Tilang Pengguna Motor Listrik di Jalan Raya Karena Dianggap Bahaya Dendanya Rp24 Juta
Berdasarkan prognosa, realisasi konsumsi Pertalite pada tahun ini bisa mencapai sekitar 28 juta kiloliter (kl).
Sedangkan tahun ini kuota yang diberikan sebesar 23,05 juta kl.
Sementara prognosa untuk solar adalah 17,2 juta kl, sedangkan kuota yang diberikan sebesar 14,91 juta kl.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Luhut: Pemerintah Harus Tanggung Subsidi BBM untuk 1 Motor Rp 3,7 Juta Per Tahun"
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Ilham Ega Safari |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR