"Setelah itu keringkan dan semprot dengan udara bertekanan tinggi menggunakan kompresor, untuk membuang debu-debu yang menempel," tambah Ryan.
Setelah bersih, lalu rakit kembali seperti semula lalu masukkan oli Turalik 52 ini sebanyak 65-70 ml.
"Volumenya dikurangi sedikit dari standar, karena visikositas oli ini lebih kental," sebutnya.
"Jika volume olinya diisikan seperti oli standar, maka travel main-nya hanya sedikit," jelas pria yang ngebengkel di Jalan Mayor Mudmuin Hasibuan No. 60, Bekasi, Jawa Barat.
Dengan penggunaan oli hidrolik di sok depan Honda Vario 125 ini, rebound sok terasa lebih lambat dibandingkan menggunakan oli sok standar.
Sehingga, untuk perjalanan jauh terasa lebih stabil juga tidak gampang pegal karena sok mampu meredam getaran dan guncangan dengan baik.
“Semakin kental olinya maka sirkulasi oli melewati lubang suling lebih lama, ini yang bikin rebound sok lebih lambat," ungkapnya.
Baca Juga: Turing Pakai Honda CB150X dan Honda Vario 160 Sambil Donasi ke Subang
"Lalu lebih tahan terhadap panas, jadi kekentalan oli tetap stabil,” tutup Ryan.
Penulis | : | Indra Fikri |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR