5 Fakta Motor MotoGP Lebih Pilih Ganti Bahan Bakar Bukan Fosil Ketimbang Ganti Jadi Motor Listrik

Joni Lono Mulia - Senin, 1 Agustus 2022 | 13:15 WIB
MotoGP.com
Ilustrasi motor MotoGP pilih bahan bakar non fosil ketimbang ganti motor listrik. Isi bensin motor MotoGP tidak pakai pompa

MOTOR Plus-online.com - Motor MotoGP mulai 2024 bakal memakai bahan bakar 40% bukan fosil hingga 2027 murni pakai bahan bakar 100% bukan fosil, simak fakta MotoGP bergeming pilih motor bakar ketimbang listrik.

Hingga pihak Dorna Sports selaku promotor dan pemegang hak balapan MotoGP bersikeras motor MotoGP tetap mengandalkan motor bakas alias internal combustion engine.

Solusi menyukseskan proyek langit biru atau zero emission tidak melulu latah dengan mengadopsi motor listrik.

CEO Dorna Sports Carmelo Ezpeleta memilih MotoGP menyukseskan kampanye emisi nol alias zero emission dengna fokus mengubah bahan bakar motor bakar MotoGP dari bahan bakar fosil ke bukan fosil.

"Saya kira banyak cara untuk menyukseskan kampanye emisi nol atau zero emission di motor MotoGP," ungkap Carmelo Ezpeleta.

Diungkapkan motor MotoGP identik tak hanya dengan duel akan tetapi juga suara khas motor MotoGP lewat mesin yang macam-macam konfigurasinya.

Plus aroma gas buang motor MotoGP sudah begitu identik dengan fanatikan MotoGP.

"Saya rasa motor MotoGP lebih ke mengubah bahan bakarnya dari sebelummnya fosil ke bahan sintetik," imbuh Carmelo Ezpeleta.

"Dengan begitu motor MotoGP bisa menyukseskan program emisi alias gas buang nol atau zero emission."

Baca Juga: Motor MotoGP Pakai Bensin 40% Bukan Fosil Di 2024, Simak Faktanya

"Tanpa harus mengubah atau latah dengan beralih ke motor bertenaga listrik," kata Carmelo Ezpeleta.

Selain 2 fakta motor MotoGP lebih memilih mengubah bahan bakar fosil ke bukan fosil alias sintentik, yaitu suara dan aroma gas buang.

Ada lagi alasan kenapa motor MotoGP gak latah berubah jadi motor MotoGP bertenaga listrik.

Pihak Dorna Sports sudah melakukan simulasi balapan motor listrik dengan ajang kejuaraan dunia balap Moto-E.

Selain motor listrik tidak memilik suara seperti halnya motor dengan internal combustion engine alias motor bakar.

Plus juga tak mengeluarkan aroma gas buang yang khas.

Motor balap listrik tergolong bobotnya berat karena harus mengusung baterai Lithium Ion yang terbilang berat.

Apalagi spesifikasi motor MotoGP harus bisa melibas lebih dari 20 lap dengan total lebih dari 100 km.

Baterai motor listrik untuk kebutuhan performa tinggi dan jarak jauh perlu baterai yang besar dan efeknya berat.

Baca Juga: Kominfo Blokir Steam, Game Motor MotoGP 2022 dan Ride 4 Gak Bisa Diakses

Alhasil, motor MotoGP bakal memerlukan baterai pengganti untuk swap battery dengan kata lain sisi logistik jadi lebih banyak.

Makin banyak batterai cadangan, berbanding lurus dengan berat kargo MotoGP yang harus dibawa.

Makin berat bobot kargo maka nominal biaya yang dikeluarkan pun makin tinggi.

Tak hanya ketersediaan baterai cadangan, tapi juga harus ada charging station untuk melakukan cas baterai yang sudah dipakai.

Alat pengecasan atau charging station yang mobilitasnya tinggi tentu generator tenaga diesel.

Sementara, generator diesel untuk bisa menyala dibutuhkan bahan bakar fosil.

Masak, motor balap bertenaga listrik tapi untuk pengecasan menggunakan generator dengan motor bakar.

Alternatif ramah lingkungan atau zero emission tak melulu mengandalkan motor listrik.

Pihak Dorna Sports selaku promotor MotoGP melihat alternatif fokus pada bahan bakar bukan fosil demi menyukseskan program zero emission.

Baca Juga: Loh Motor MotoGP Bahan Bakarnya Ternyata Setara Pertamax Turbo

Bahkan proyek bahan bakar bukan fosil sebagai platform zero emission atau emisi nol agar ramah lingkungan sudah dilakukan sebelum euforia kendaraan listrik atau baterai booming.

Bahkan produsen Volkswagen asal Jerman sudah melakukan riset dengan mesin diesel dengan bahan bakar biofuel.

Proyek mesin diesel dengan bahan bakar biodiesel terbukti menekan gas buang yang dipilih Dorna Sports sebagai langkah MotoGP zero emission atau emisi nol alias ramah lingkungan.

Tahap awal MotoGP menargetkan di musim 2024 bahan bakar motor MotoGP sudah bisa 40% bukan fosil dengan menyisakan 60% masih bahan bakar fosil.

Baru di MotoGP 2027, seluruh bahan bakar motor MotoGP 100% bukan fosil alias sintetik sehingga kejuaraan dunia balap motor MotoGP sudah memenuhi program zero emission atau emisi nol.

5 fakta motor MotoGP lebih pilih bahan bakar bukan fosil ketimbang beralih ke motor balap listrik.

Faktor motor bakar punya ciri khas suara, aroma gas buang yang sudah jadi ciri khas fanatikan MotoGP.

Sebaliknya motor listrik tidak bersuara tidak beraroma dan kebutuhan baterai bikin motor berat dan juga bertambah anggaran untuk logistiknya.

MotoGP memilih alternatif ubah bahan bakar fosil jadi bukan fosil karena sebelumnya sudah ada pabrikan yang melakukan riset dan terbukti bisa memenuhi emisi gas buang nol atau zero emission.

Baca Juga: Motor Listrik Balap Ducati V21L Kembali Diuji Coba Di Sirkuit, Makin Siap Untuk MotoE 2023?

Bikin penasaran seperti apa performa motor MotoGP pakai bahan bakar bukan fosil mulai MotoGP 2024 nanti.

Kita nantikan sama-sama.

Source : Berbagai sumber
Penulis : Joni Lono Mulia
Editor : Joni Lono Mulia


KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular