MOTOR Plus-online.com - Sambut HUT RI ke-77, simak sejarah Vespa Kongo di Indonesia, motor klasik hadiah dari Presiden Soekarno.
Jelang HUT RI ke-77, MOTOR Plus-online bakal membahas salah satu motor klasik bersejarah di Indonesia, yakni Vespa Kongo.
Vespa Kongo memang enggak asing lagi di telinga pecinta Vespa.
Vespa Kongo jadi hadiah dari Presiden Soekarno untuk kontingen pasukan Garuda III setelah misi perdamaian di Kongo tahun 1962.
Pemerintah Indonesia memberikan Vespa Kongo pada tahun 1963.
Vespa Kongo punya desain yang unik, dan sering juga disebut Vespa ndog atau telur.
Vespa Kongo punya bentuk membulat, serta tersemat lambang Garuda di tameng depan sebelah kiri.
Ciri khas lainnya, Vespa Kongo punya spidometer kotak serta pelek berukuran 10 inci.
Baca Juga: Sambut HUT RI Ke-76, Intip Gaya Presiden Soekarno di Atas Motor Klasik Ini
Sejatinya Vespa Kongo merupakan Vespa VGLA dan VGLB yang dibuat di Jerman.
Konon karena buatan Jerman, Vespa Kongo punya pelat bodi yang lebih bagus dan kuat dari Vespa biasa.
Pemilik Vespa Kongo di Indonesia juga tergabung dalam komunitas VABCN (Vespa VGLA-VGLB Class Nusantara).
"Vespa yang dibawa oleh pasukan perdamaian kontingen Garuda III, ketika masuk Indonesia sehingga banyak disebut dengan Vespa Kongo pada waktu itu," ujar Baktiar G Kalibata dari Komunitas VABCN saat dihubungi MOTOR Plus-online beberapa waktu lalu.
Perbedaan mendasar antara Vespa VGLA dan VGLB ada pada transmisinya.
"Vespa VGLA 150 cc dengan 3-percepatan, kalau VGLB 150 cc 4-percepatan," sambung Baktiar.
Karena punya nilai historis tinggi, hingga kini banyak bikers yang memburu Vespa Kongo.
Makanya harga Vespa Kongo bisa menyentuh ratusan juta Rupiah bro.
Baca Juga: Sambut HUT RI Ke-76, Sejarah Vespa Kongo di Indonesia, Motor Antik Hadiah Pasukan Garuda
"Harga Vespa Kongo dipengaruhi oleh ke originalitas vespa itu sendiri," lanjutnya.
"Untuk Vespa VGLA atau VGLB 1963 Ex Pasukan Garuda sudah diatas 150 Juta," tambah Baktiar.
"Rata-rata dipasaran di angka Rp 180 juta, dan bahkan mungkin bisa lebih dari Rp 200 juta bila dalam kondisi original," pungkasnya.
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR