MOTOR Plus-online.com - Andai kata harga BBM enggak naik, Sri Mulyani justru kasih penjelasan begini, bikers setuju.
Seperti yang brother tahu, kabar harga BBM naik untuk Pertalite dan Solar masih ramai dibahas.
Dikutip dari MyPertamina.id, harga BBM Pertalite berada di angka Rp 7.650 per liter.
Apabila harga BBM tidak mengalami kenaikan, ada dampak yang justru harus diwaspadai.
Saat ini, pemerintah masih melakukan kalkulasi atas harga BBM Pertalite dan Solar.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menghitung, anggaran subsidi dan kompensasi yang sebesar Rp 502 triliun di tahun ini bisa menambah Rp 198 triliun dari anggaran yang ditentukan apabila harga BBM tidak berubah.
"Kami perkirakan subsidi itu harus nambah lagi, bahkan bisa mencapai Rp 198 triliun, di atas Rp 502 triliun. Nambah, kalau tidak menaikkan (harga) BBM," ujarnya dikutip dari Kontan.co.id
Angka tersebut hanya menghitung dari subsidi Pertalite dan Solar sehingga angka bengkak subsidi tersebut masih asumsi kotor dan bisa jauh lebih besar.
Baca Juga: Rencana Harga BBM Pertalite Naik Dalam Waktu Dekat Ini Masih Didiskusikan Oleh Para Menteri
"Itu untuk subsidi tadi Solar dan Pertalite saja. Saya belum menghitung elpiji. Elpiji dan listriknya sudah masuk yang kemarin di laporan semester (lapsem), yang kita sudah naikkan, saya tidak membuat exercise," kata Sri Mulyani.
Subsidi energi sendiri terakhir dinaikkan pada Juli menjadi Rp 502,4 triliun melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 98/2022.
Dengan adanya aturan itu, tujuannya tidak menaikkan harga BBM, elpiji, dan tarif listrik di tengah harga energi dunia yang melonjak.
Kenaikan subsidi energi menjadi Rp 502,4 triliun pada Juli lalu dilakukan dengan asumsi harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) sebesar 100 dollar per barrel, kurs Rp 14.450 per dollar AS, dan volume 23 juta kiloliter hingga akhir 2022.
Di sisi lain, Sri Mulyani mengatakan, yang terjadi saat ini justru harga minyak mentah terus mengalami kenaikan hingga di atas 100 dollar per barrel dengan kurs sebesar Rp 14.750 per dollar AS yang berarti melemah sekitar empat persen.
Jebolnya anggaran subsidi tersebut dengan mempertimbangkan volume konsumsi Pertalite dengan asumsi 29 juta kiloliter dari sebelumnya yang sebesar 23 juta kiloliter.
Selain itu, juga mempertimbangkan harga minyak yang terus menerus di atas 100 dollar AS per barrel.
"Walaupun sekarang sudah agak di bawah 100 dollar AS per barrel, tetapi naik turunnya minyak itu kan antara di atas 100 dollar AS atau di bawah 100 dollar AS," ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id berjudul "Butuh Tambahan Rp 198 Triliun untuk Dana Subsidi Jika Harga BBM Tak Jadi Naik"
Source | : | Kontan.co.id |
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR