Dari 11 persen tersebut, yang jumlahnya mencapai 1,7 juta kilo liter (kL), 95 persen diantaranya dikonsumsi oleh rumah tangga mampu.
Hal tersebut dijelaskan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers, Jumat (26/8/2022).
"Hanya 0,1 juta yang betul-betul dinikmati mereka yang memilki tingkat ekonomi yang tidak mampu, yaitu 40 persen terbawah dari rumah tangga di indonesia," ujarnya mengutip Kompas.com.
Pemerintah mencatat, dari kuota Pertalite yang ada, 86 persen diantaranya dinikmati oleh rumah tangga, sementara sisanya dikonsumsi oleh dunia usaha.
Sri Mulyani mengatakan, dari 86 persen tingkat konsumsi rumah tangga itu, 80 persen atau 15,89 juta kL diantaranya dinikmati oleh rakyat mampu.
Sementara rumah tangga miskin hanya mengkonsumsi 3,94 juta kL atau setara 20 persen.
Baca Juga: Kuota Pertalite Bisa Habis di September Kata Sri Mulyani, Harga Pertalite Jadi Naik?
Dengan rincian tersebut, sebagian besar anggaran subsidi yang digelontorkan pemerintah tidak tepat sasaran.
Soalnya, BBM subsidi seharusnya dikonsumsi oleh masyarakat kurang mampu untuk menjaga daya belinya.
"Ini artinya, dengan ratusan triliun subsidi yang kita berikan, yang menikmati justru kelompok yang paling mampu, karena mereka yang mengkonsumsi BBM itu entah itu Pertalite atau Solar," ujarnya.
Dengan melihat data penyaluran yang tidak tepat sasaran, pemerintah mengkhawatirkan anggaran subsidi energi akan semakin membengkak.
Terlebih tingkat konsumsi kedua jenis BBM tersebut sampai saat ini tidak bisa dikontrol.
Nah, buat bikers yang punya motor dengan spesifikasi bukan seharusnya diisi Pertalite, langsung pindah ke BBM non-subsidi ya!
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Porsi Konsumsi Solar dan Pertalite oleh Masyarakat Miskin Sangat Rendah"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR