Namun, realisasi harga ICP per Juli 2022 sudah sebesar 106,7 dollar AS per barrel.
Pada harga minyak mentah Brent, yang menjadi patokan harga minyak dunia, realisasinya per Juli 2022 bahkan berada di level 108,9 dollar AS per barrel.
Bila pada Perpres 98 Tahun 2022 diasumsikan sebesar Rp 14.450 per dollar AS, tetapi saat ini realisasinya sudah mencapai Rp 14.750 per dollar AS.
Maka dari itu, harga keekonomian atau harga Pertamax seharusnya sebesar Rp 17.300 per liter.
Namun, saat ini harga jual eceran yang digunakan Pertamax hanya sebesar Rp 12.500 per liter.
Artinya, ada selisih harga sebesar Rp 4.800 per liter yang ditanggung pemerintah untuk mencegah kenaikan yang tinggi pada Pertamax.
"Jadi setiap liternya (Pertamax) itu mendapat subsidi Rp 4.800," ujar Sri Mulyani.
Baca Juga: Harga Pertalite Akan Naik, Cari Tahu Apa Bedanya Kandungan Pertalite dan Pertamax
Adapun untuk BBM bersubsidi Pertalite dan Solar, pemerintah menanggung biaya subsidi yang lebih besar.
Pada Pertalite, harga keekonomiannya mencapai Rp 14.450 per liter, tetapi harga jual di masyarakat sebesar Rp 7.650 per liter.
Sedangkan pada Solar, harga keekonomiannya mencapai Rp 13.950 per liter, jauh lebih tinggi dari harga jual saat ini yang hanya sebesar Rp 5.150 per liter.
Dengan demikian, pemerintah menyubsidi Rp 8.800 untuk setiap liter Solar dan menyubsidi Rp 6.800 per liter Pertalite.
Nah, kalau menurut brother, apakah jumlah subsidi Pertalite sampai Pertamax tersebut sudah dirasa cukup?
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sri Mulyani: Pertamax yang Dikonsumsi Mobil Bagus Disubsidi Rp 4.800 Per Liter"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Indra GT |
KOMENTAR