Langkah tersebut dilakukan lantaran pemerintah tidak ingin anggaran subsidi semakin membengkak, sehingga wacana harga BBM subsidi naik perlu direalisasaikan.
Menganai kenaikan harga Pertalite, rencananya harga Pertalite naik jadi Rp 10.000 dari yang semula Rp 7.650 per liter.
Sedangkan untuk harga Solar naik ke angka Rp 7.200 dari yang semula Rp 5.150 per liter.
Bukan hanya Pertalite dan Solar yang BBM subsidi, Pertamax yang termasuk BBM non-subsidi juga ikut kena dampaknya sehingga harganya bisa naik menjadi Rp 16.000 dari yang semula hanya Rp 12.500 per liter.
Tak cuma sampai situ saja, Pertamina juga akan menerapkan pelarangan kendaraan berkapasitas mesin besar membeli BBM subsidi.
"Kami melihat ini (menaikkan harga dan membatasi penjualan) bisa merugikan masyarakat," ujarnya, Jumat (26/08/2022).
Menurutnya wacana harga BBM subsidi naik bisa membuat angka inflasi 2022 meningkat 1,9 persen.
Padahal angka inflasi Indonesia per Juli 2022 saja sudah mencapai 4,94 dan dikatakan sebagai tingkat inflasi tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.
Secara terpisah Sugeng Suparwoto selaku Ketua Komisi VII DPR RI juga mengonfirmasi informasi ini.
"Kami juga berupaya untuk menjaga inflasi pada angka 7 persen hingga akhir 2022 mendatang," katanya.
Jika wacanya ini diterapkan, maka pemerintah akan memberikan bantuan sosial (bansos) untuk meredam dampak dari harga BBM subsidi naik.
Terkait hal itu, Irto Ginting selaku Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga justru menolak berkomentar.
Kendati demikian ia menambahkan kalau keputusan penetapan harga BBM subsidi nantinya ada di tangan pemerintah.
KOMENTAR