Setelah itu, tangki tersebut dilarang melanjutkan perjalanannya, dan mahasiswa naik ke atas tangki sambil melakukan orasi.
Aksi ini menuai perhatian pengendara yang melintas. Aksi ini juga menyebabkan kemacetan kendaraan hingga 200 meter.
Polisi baru datang ke lokasi aksi 30 menit kemudian setelah aksi dimulai.
Sudah ribuan aspirasi disampaikan mahasiswa di seluruh Indonesia terkait penolakan terhadap kenaikan harga BBM.
Namun, sampai saat ini tidak ada tindak lanjut atas aksi dan penyampaian aspirasi dari mahasiswa tersebut.
Para wakil rakyat di gedung DPR RI bernyanyi merayakan hari ulang tahun Ketua DPR Puan Maharani saat aksi penolakan kenaikan harga BBM sedang berlangsung.
Seperti yang disampaikan Koordinator Aliansi BEM se-Pamekasan, Syaiful Bahri.
Baca Juga: Horee, Menteri BUMN Erick Tohir Bilang Kalau Harga BBM Bisa Turun Lagi
"Pemerintah dan DPR semuanya tidak mendengar. Tak ada respons dari mereka bagaimana BBM subsidi tindak dinaikkan," ucapnya dikutip dari Kompas.com.
Aksi pembajakan truk tangki milik Pertamina ini dilakukan agar masyarakat di Madura memahami bahwa kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM sangat menindas.
"Indonesia saat ini tidak baik-baik saja. Makanya penting kami suarakan agar rakyat tahu kondisi negaranya hari ini," ungkapnya.
Syaiful mengungkapkan, pemerintah seharusnya tidak menaikkan harga BBM bersubsidi, lantaran Indonesia kaya dengan minyak.
Seharusnya, kata Syaiful, pemerintah membenahi tata kelola minyak yang ada di dalam negeri, terutama, minyak yang dikelola oleh negara melalui BUMN.
"Mafia minyak dan gas itu yang harus dibenahi, bukan menaikkan harga," jelasnya.
Aksi pembajakan tangki BBM milik Pertamina ini berlangsung 1 jam 45 menit.
Setelah ada negosiasi antara polisi dan mahasiswa, mobil tanki tersebut akhirnya dilepas dan aksi mahasiswa kemudian bubar.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Demo Tolak Kenaikan Harga BBM di Pamekasan, Mahasiswa Bajak Truk Tangki Pertamina"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR