"Kenaikan harga Solar itu memicu inflasi, kemudian Solar tadi itu kan banyak digunakan truk pengangkut logistik, maka harga-harga kebutuhan pokok jadi naik juga," jelas Fahmy.
Ekonom sekaligus Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira turut memberikan pandangannya.
Khususnya soal kenaikan harga BBM yang juga diikuti naiknya harga kebutuhan pokok lain.
Menurutnya, hal tersebut akibat biaya angkutan barang dipengaruhi oleh harga BBM yang sekarang mengalami kenaikan.
"Karena BBM mempengaruhi biaya angkutan dan psikologis pengusaha mulai sesuaikan harga barang antisipasi kenaikan harga BBM bukan hanya kali ini tapi juga risiko terjadi penyesuaian harga berulang," ujar Bhima.
Mengutip Kompas.com, harga beberapa kebutuhan pokok disebut telah mengalami kenaikan imbas naiknya harga BBM sejak Rabu (7/9/2022).
Pedagang sayur di Pasar Nalo, Pademangan Barat, Jakarta Utara, Siti (47) turut merasakan kenaikan harga kebutuhan pokok tersebut.
Baca Juga: Harga Pertalite Naik Jadi Rp 10 Ribu Per Liter, Isi Full Tank Yamaha Mio M3 Siapkan Uang Segini
"Yang naik (harganya) cabe keriting, cabe rawit merah, bawang merah, kalau yang lainnya stabil," beber Siti.
Seminggu yang lalu, harga cabai keriting masih di kisaran Rp 50.000-Rp 60.000 per kilogram (kg).
Tetapi setelah BBM naik, harga cabai keriting di pasar mencapai Rp 70.000-Rp 80.000 per kg.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) juga resmi menaikan tarif bus AKAP menyusul kenaikan harga BBM.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Hendro Sugiatno mengatakan tarif bus AKAP kelas ekonomi belum pernah mengalami kenaikan sejak 2016.
Pemerintah menaikan tarif bus AKAP kelas ekonomi dari Rp 119 per penumpang per kilometer menjadi Rp 159 per penumpang per kilometer atau naik sekitar 34 persen.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengapa Kenaikan Harga BBM Bisa Mempengaruhi Berbagai Tarif dan Harga Kebutuhan Pokok?"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Yuka S. |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR