@kepalakbapakkauu gitarnya sumbang, kayak harga bensin. chuaksss :v
♬ suara asli - Muhammad novaldo
Bicara soal Pertalite, BBM bersubsidi ini mengalami kenaikan sejak Sabtu (3/9/2022).
Pertalite mengalami kenaikan menjadi Rp 10.000 per liter, dari sebelumnya Rp 7.650 per liter.
Tidak hanya Pertalite, beberapa BBM lain juga mengalami kenaikan, seperti Solar subsidi dan Pertamax.
Untuk Pertamax yang sebelumnya Rp 12.500 per liter jadi Rp 14.500 per liter.
Kenaikan harga BBM ini turut menimbulkan banyak protes dari berbagai lapisan masyarakat.
Hal ini membuat masyarakat yang terdiri dari serikat buruh, mahasiswa, driver ojol, dan lain-lain mengadakan demo.
Lalu apakah harga BBM Pertalite akan kembali normal?
Sampai kapan harga Pertalite Rp 10.000 per liter itu bertahan?
Baca Juga: Harga Pertalite Rp 10.000 Per Liter, Berapa Sih Harga Asli Tanpa Subsidi?
Dikutip dari Kompas.com Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan, utamanya penetapan harga BBM bersubsidi dipengaruhi pula oleh pergerakan harga minyak mentah, termasuk kurs rupiah terhadap dollar AS.
Saat ini harga minyak mentah pun bergerak fluktuatif dengan tren meningkat.
"Ini situasinya kan dinamis, kami selalu memperhatikan kondisi itu secara dinamis. Kami berharap ya harga itu (BBM) stabil tapi kondisinya dinamis," ujarnya saat ditemui di Gedung DPR RI, Senin (5/9/2022).
Pemerintah mencatat harga rata-rata minyak mentah Indonesia atau ICP mencapai 104,9 Dollar AS per barrel, sementara kurs Rupiah saat ini bergerak di level Rp 14.750 per dollar AS.
Pelemahan kurs rupiah itu pun mempengaruhi harga minyak mentah yang di impor Indonesia.
Suahasil mengatakan faktor-faktor eksternal itu terus menjadi perhatian pemerintah.
Sedangkan dari dalam negeri, faktor yang dipantau pemerintah adalah tingkat konsumsi BBM bersubsidi di masyarakat, sebab tingginya konsumsi akan mempengaruhi hitungan belanja subsidi BBM di dalam APBN.
"Jadi kita berharap harganya stabil, tapi kondisi saat ini dinamis terlihat dari ICP, harga minyak internasional, dampak kurs, serta faktor volume yang dikonsumsi masyarakat," kata dia.
Source | : | Kompas.com,TikTok |
Penulis | : | Yuka S. |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR