Oleh karena itu, perlu adanya inovasi untuk mengatasi persoalan tersebut.
Lima mahasiswa muda ini pun memutuskan untuk melakukan pemanfaatan aspal untuk melawan fenomena ini.
Penyerapan panas oleh aspal yang sebelumnya justru mempercepat proses penyerapan karena radiasi dapat diputarbalikkan untuk mengurangi efek panas dengan menerapkan Asphalt Thermal Collector.
Fikru menyebut teknis pemasangan dari Asphalt Thermal Collector adalah dengan pemasangan pipa set berbahan polypropylene yang ditanamkan ke jalan dengan kedalaman 2,5 cm dari permukaan.
Pemasangan pipa dilakukan secara mengular dan dibuat segmen jalan setiap lima meter untuk memudahkan dalam pemeliharaan.
Selain itu juga dilengkapi dengan komponen pendukung yaitu pompa dan bak penampung.
Komponen pendukung ini diletakkan di bawah trotoar dan terdapat pintu bagian atas untuk kebutuhan pemeliharaan juga.
Baca Juga: 5 Area Sirkuit Mandalika Dibenahi Jelang WSBK Indonesia 2022, Dari Aspal Sampai Kerb
Mekanisme kerja dari Asphalt Thermal Collector ini adalah air dialirkan dalam pipa melalui inlet dengan pompa dalam kondisi dingin.
Seiring bergeraknya cairan di dalam pipa, panas pada lapisan aspal akan terserap oleh air. Air yang keluar dari pipa outlet akan memiliki suhu yang lebih tinggi.
Air tersebut kemudian diitampung dalam wadah yang kemudian berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai kebutuhan komersial.
"Selain untuk mengurangi efek UHI, suhu aspal yang rendah juga dapat meningkatkan keawetan pada aspal. Aspal yang awet akan menyebabkan biaya perawatan yang rendah dan keselamatan berkendara di jalan raya juga lebih terjamin," jelasnya.
Penulis | : | Erwan Hartawan |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR