"Jadi kalau seandainya tim pemantauan inflasi nasional dan daerah bekerja menjaga harga makanan, terutama di produksi dalam negeri, maka inflasi kontribusinya dari unsur makanan bisa lebih rendah," ungkap Sri Mulyani saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (14/9/2022).
Ia melanjutkan, selain komoditas pangan, laju inflasi turut dipengaruhi oleh komponen komoditas dengan harga diatur pemerintah atau administered prices.
Menurut pengakuannya, kenaikan harga Solar dan Pertalite akan mempengaruhi tingkat inflasi administered prices.
"Dari administered prices, kemarin karena penyesuaian harga Pertalite dan Solar menyebabkan kontribusi akan meningkat," ujarnya.
Sementara itu, menurut penghitungan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, kenaikan harga BBM akan menyumbang inflasi sekitar 1,9 persen.
Sehingga pada akhir 2022, tingkat inflasi nasional diproyeksikan berada di kisaran 6,6 persen-6,8 persen.
Baca Juga: Bikin Kaget Harga Pertalite Rp 18 Ribu Per Liter di Daerah Ini, Bupati Kasih Penjelasan
Selain itu, laju inflasi dipengaruhi pula dengan inflasi inti, yaitu inflasi yang disebabkan laju permintaan yang lebih tinggi dari produksi.
Terkait hal ini, pemerintah bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) untuk mengendalikan inflasi inti melalui kebijakan moneter bank sentral.
Sri Mulyani memastikan, saat ini pemerintah berupaya untuk menekan laju inflasi tersebut.
Menurutnya, Presiden pun telah berulang kali memanggil para menteri, kepala daerah, dan pemangku kepentingan lainnya untuk melakukan rapat pengendalian inflasi.
"Kami semua bertemu untuk melihat setiap unsur yang bisa kontribusikan kepada inflasi dan mencegahnya supaya tidak naik. Itu dilakulan saat ini," ujar dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jokowi Minta Inflasi di Bawah 5 Persen, Sri Mulyani Awasi Harga Pangan"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Yuka S. |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR