"Walaupun ban motor lebih tipis (dari ban mobil), tapi kecepatannya tinggi maka akan terjadi sebuah gaya mengangkat," ungkap Jusri.
"Nah, ini yang disebut dengan Aquaplaning," jelasnya.
Jika pemotor mengerem hanya menggunakan rem depan, motor akan mudah melintir.
Sementara kalau hanya menggunakan rem belakang, risikonya pemotor bisa sliding.
Paling penting yang pemotor harus hindari adalah ban tidak mengunci.
Jika terjadi efek aquaplaning, usahakan untuk mengerem secara perlahan sambil mengarahkan motor ke lajur yang aman.
Baca Juga: Motor Terobos Hujan Harus Kurangi Tekanan Angin Ban Atau Enggak? Simak Penjelasannya
Untuk terhindar dari efek aquaplaning, pemotor enggak boleh melewati genangan air dengan kecepatan tinggi.
Buat pencegahan aquaplaning, pemotor bisa menjaga tekanan angin ban.
"Pastikan tekanan angin sesuai dengan standar pabrikan," kata Adrianto Sugiarto Wiyono, Intruktur Indonesia Defensive Driving Center (IDDC).
Tekanan angin yang pas bikin tapak ban menempel pada permukaan jalan lebih optimal.
Pastikan kembangan atau alur ban tebal, agar dapat memecah genangan air dengan sempurna.
Penulis | : | Indra Fikri |
Editor | : | Indra GT |
KOMENTAR