Namun tiga SPBU yang ada di Takengon tidak menyediakan BBM bersubsidi.
"Kami pagi biasa mengisi BBM. Karena pada siang hari kami sudah di kampung untuk jualan. Jadi, kami mau cari BBM ke mana lagi,” katanya.
Maldin juga mengaku pulang dari kampung sudah malam untuk pulang ke rumahnya.
Ia pun juga tidak sempat lagi isi BBM karena antrean panjang.
Keluhannya terkait ketersediaan BBM selain harga yang mahal, juga sulitnya mendapat BBM bersubsidi tersebut.
“Harganya juga mahal, kalau kami beli Pertamax gak mampu, untung dagangan kami juga sedikit, kami cuma pagi ada di Takengon untuk isi minyak,” jelasnya.
Kepala Dinas Perdagangan Aceh Tengah, Jumadil Enka mengatakan, dibukanya pengisian Pertalite di tiga SPBU Aceh Tengah berdasarkan kesepakatan pemerintah daerah, dan pengelola SPBU.
“Ada kesepakatan dalam rapat, dari pihak Satlantas Polres Aceh Tenga, Dinas Perhubungan dan pengelola SPBU,” ujarnya.
Jumadil mengatakan, ini bertujuan untuk mengurangi kemacetan dan antrean di pagi hari saat aktivitas masyarakat Takengon lagi padat.
Apalagi ditambah tingginya aktivitas warga di pagi hari, maka dibuka pengisian Pertalite di siang hari untuk mengurangi antrean dan kemacetan.
“Ini untuk sementara waktu saja, jika nanti sudah kembali normal kita akan kembalikan pengisian Pertalite seperti biasa,” ujarnya.
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul "Pedagang di Aceh Tengah Sulit Dapatkan Pertalite, SPBU Buka Penjualan Siang Hari"
Source | : | Serambinews.com |
Penulis | : | Yuka S. |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR