Namun, sayangnya pada praktiknya konversi motor listrik dinilai butuh biaya selangit.
Hal ini disampaikan Direktur Sarana Transportasi Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Danto Restyawan.
"Sebenarnya perkembangannya cukup bagus, seperti sepeda motor listrik itu, selama berjalan dua tahun (2020-2022), sekarang sudah ada sepuluh bengkel konversi karena persyaratan (jadi bengkel konversi resmi) tidak ribet," kujarnya kepada Kompas.com, Jumat (16/9/2022).
"Tetapi memang cost (biaya) untuk konversi itu masih cukup tinggi. Pada kasus roda dua, biaya mengubahnya itu sekitar Rp 15 juta. Dengan dana yang sama, itu sebenarnya sudah bisa beli motor listrik yang sudah jadi," lanjut Danto.
Melihat fakta lapangan biaya konversi motor listrik masih tinggi, Danto akan mengajak Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencari solusi.
"Kita juga ngomong sama ESDM, kalau Rp 15 juta rasa-rasanya susah ya jika bersaing dengan motor listrik jadi (bukan konversi). Kalau mau konversi ya harus murah. Ini yang dikaji lagi," ucapnya.
Meski terkendala, konversi motor bensin ke listrik sudah mulai dilakukan oleh beberapa orang atau modifikator.
Baca Juga: Harga Pertalite dan BBM Lain Naik, Konversi Motor Listrik Mulai Dilirik
Selain itu motor listrik terjangkau bisa dilirik masyarakat pasca kenaikan harga Pertalite 3 September lalu.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Biaya Konversi Kendaraan Listrik Dinilai Masih Mahal"
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Ilham Ega Safari |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR