Dia menjelaskan konversi motor bensin ke motor listrik akan memberi penghematan yang besar bagi masyarakat.
“Jika per liter BBM (harga lama) Rp 7.650 per liter itu akan terkumpul biaya untuk pembelian BBM sebesar Rp 2,3 juta rupiah untuk membeli BBM," katanya.
"Tetapi jika menggunakan motor listrik dia cuma mengeluarkan uang sebesar Rp 585.000 dengan harga Pertalite yang sekarang Rp 10.000 per liter maka perbedaanya akan semakin besar," lanjut dia.
Arifin mengungkapkan bila semakin banyak masyarakat yang beralih menggunakan motor listrik, maka diperkirakan akan menjadi cikal bakal Indonesia membangun industri otomotifnya sendiri.
"Saat ini program motor listrik masih dalam skala pilot project tetapi dalam program pilot project ini kita juga sudah mempunyai 4 bengkel tersertifikasi dan saat ini ada lagi 40 bengkel lagi yang mengajukan untuk pelatihan bagaimana bisa melakukan konversi, ini akan terus ditumbuh kembangkan," kata Arifin.
Arifin mengungkapkan program ini diharapkan dapat menumbuhkan kegiatan ekonomi baru, perakitan yang dilakukan oleh bengkel-bengkel service tentunya akan memerlukan tenaga kerja baru dan perputaran roda ekonomi.
"Bayangkan saja ada 120 juta motor kali Rp 10 juta hitung-hitung kurang lebih ada sekitar Rp 10 triliun aktifitas untuk mengkonversi termasuk juga pemasangang-pemasangannya," ucap dia
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lebih Hemat Motor BBM atau Listrik? Ini Hitungan Menteri ESDM"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Aditya Prathama |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR