Karena itu dirinya tidak yakin peminat orang yang akan mengkonversi motornya jadi listrik tidak banyak.
"Saya tidak tahu dampaknya dengan kenaikan BBM dan lain-lain."
"Kalau dilihat dari tahun 2019 dan 2020, sampai sekarang yang konversi semakin banyak."
"Tapi, kalau untuk harian, saya rasa masih belum banyak. Jadi, sebatas hobi saja," ujar Atenx, saat dihubungi Kompas.com, Senin (19/9/2022).
Atenx juga mengatakan bahwa untuk harian masyarakat lebih pilih beli motor listrik yang sudah jadi ketimbang melakukan konversi.
"Kalau konversi untuk kebutuhan hobi, sepertinya akan banyak."
"Tapi, kalau konversi untuk kebutuhan harian, sepertinya lebih ke arah beli jadi sih ke depannya. Sebab, kalau bikin kan prosesnya agak ribet," kata Atenx.
Baca Juga: Bukan Kaleng-kaleng, Honda BeAT Dimodif Jadi Motor Listrik Bergaya Motard
Selain proses, penyebab masyarakat enggan melakukan konversi motor listrik adalah biaya yang digelontorkan.
Maka dari itu, ia yakin konversi motor listrik kedepannya bakal banyak bagi orang yang punya hobi.
"Kalau konversi, biayanya belasan juta rupiah juga. Tapi, kan belum dengan surat-surat."
"Kalau untuk kebutuhan hobi, orang kan senang-senang membangunnya, seperti bikin motor listrik yang kencang. Itu mungkin akan semakin banyak," ujar Atenx.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tren Konversi Motor Listrik Hanya untuk Hobi"
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Ilham Ega Safari |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR