Adapun tujuannya untuk menghindari ramainya antrean, bila situasi sedang mendesak.
Salah satu warga Cilincing, Jakarta Utara, Gerald (27) mengaku sering kali terpaksa mengisi tangki motornya dengan Pertamax yang harganya lebih mahal dari Pertalite.
"Kalau buru-buru, mau enggak mau beli Pertamax, tapi palingan beli satu liter saja biar perjalanan aman. Baru nanti pulangnya beli Pertalite," ujarnya dikutip dari Kompas.com.
Gerald mengaku, dirinya harus mengantre sekitar setengah jam untuk membeli Pertalite.
Adapun kondisi tersebut ia rasakan sejak kenaikan harga BBM.
Selain Gerald, kondisi serupa juga dirasakan oleh M Rifqi (26), warga Sunter.
Baca Juga: Aneh Harga Pertalite dan BBM Lainnya Naik, Warga Keluhkan Antrean Makin Panjang
Rifqi terpaksa membeli Pertamax untuk menghindari antrean yang lebih panjang, walaupun selisih harga dengan Pertalite cukup berat baginya.
"Ya sesekali kalau umpamanya lagi penting banget pindah ke Pertamax, tapi memang kalau enggak penting-penting banget nunggu lama enggak apa-apalah daripada harus pakai Pertamax kan harganya memang lumayan sih selisih Rp 5.000," ucapnya.
Ia mengatakan, antrean di SPBU tetap mengular baik sebelum maupun sesudah kenaikan harga BBM.
"Rata-rata memang pembeli Pertalite lebih banyak daripada jenis BBM lain," kata Rifqi.
Setiap harinya, Rifqi menggunakan motor untuk bekerja dan membutuhkan waktu sekitar 10-20 menit untuk mengisi BBM.
Untuk menghindari lamanya antrean di SPBU, biasanya Rifqi membeli Pertalite di malam hari selepas bekerja.
Dia tak memungkiri, bahwa panjangnya kendaraan yang mengantre untuk mengisi Pertalite akan selalu terjadi terlebih di wilayah perkotaan.
Kalau brother, lebih rela antre Pertalite atau pilih BBM lain yang lebih sepi nih?
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dikejar Waktu dan Berhadapan dengan Panjangnya Antrean Pertalite Buat Warga Terpaksa Beli Pertamax"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR