Dia menjelaskan, investigasi perlu dilakukan Pertamina lantaran ada banyak faktor yang dapat menurunkan kualitas BBM.
Sebab, pada prinsipnya sifat bensin mudah menguap di saat udara panas atau jika tercampur dengan sisa kotoran pada tanki BBM.
"Sehingga perpindahan BBM dari kilang ke Depo BBM kemudian ke SPBU atau dari kapal ke Depo BBM berpotensi bisa terjadi, misalnya di tanki Depo BBM hasil blending Pertalite Ron 90 bisa terjadi ketika di SPBU sudah menjadi Ron 89," jelasnya.
Demikan juga yang terjadi dengan isu yang beredar di media sosial bahwa pemakaian BBM Pertalite lebih boros dibandingkan produk BBM milik PT Vivo Energy Indonesia Revvo89.
Padahal Revvo89 ini memiliki nilai oktan lebih rendah dari Pertalite, yaitu RON 89.
Yusri bilang, VIVO sebagai penjual retail BBM Revvo 89, merupakan milik Vitol Ltd yang merupakan pedagang besar minyak mentah dan BBM serta elpiji yang dipasok ke Pertamina juga.
"Mereka tidak ada memperdagangkan BBM di bawah RON 92, sehingga bisa jadi Revvo RON 89 yang dijual SPBU VIVO itu bisa jadi nilainya di atas RON 90," ucapnya.
Baca Juga: Pertalite Baru Dianggap Lebih Boros Sebagian Warga Lebih Senang Gunakan BBM Vivo, Ini Alasannya
Karena pada prinsipnya, kata Yusri, semakin tinggi oktan BBM seharusnya lebih irit pemakaiannya karena pembakarannya lebih baik dari oktan rendah.
"Mengingat pembuktian kualitas BBM itu harus dilakukan dari pengujian di laboratorium, yaitu dengan menguji kandungan oktan apakah di RON 89 atau RON 90 atau RON 92 dengan menggunakan alat Cooperative Fuel Research (CFR), alat tersebut hanya ada di Lemigas, selain di Pertamina dan kilang TPPI di Tuban," kata dia.
Selain itu, uji kandungan PONA (Parafinic, Olifinic, Naftanic dan Aromatic) dalam setiap jenis BBM harus dilakukan untuk menghindari ambang batas dilampaui seperti yang sudah tertera dalam spesifikasi BBM setiap jenis produk Pertamina, yaitu kandungan Olefin, Aromatik dan Benzena serta Distilasi.
"Oleh sebab itu, publik sangat berharap Pertamina bisa kerja cepat menjawab keraguan soal kualitas BBM mereka, jangan sampai Pertamina digugat ke Pengadilan karena dianggap melanggar Undang Undang," tukasnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Beredar Isu Pertalite Lebih Boros, Pertamina Disarankan Lakukan Investigasi"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Aditya Prathama |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR