Tak jarang, antreannya membuat jalan di sekitarnya macet.
"Padahal sudah mau sebulan, tapi tetap saja gini, saya kurang tahu apa penyebabnya, tapi semuanya rata-rata kaya gini," ujarnya ditemui di SPBU Rancaekek, Selasa (27/9/2022).
Diakuinya, antrean tersebut kerap menghambat proses Yusuf ketika sedang mencari penumpang.
Ia harus berkali-kali menjelaskan pada kliennya dan meminta maaf atas keterlambatan yang terjadi akibat harus mengantre cukup lama di SPBU Pertamina.
"Ya kalau harus jujur, saya merugi cukup sering karena antrean ini, banyak orderan yang dibatalkan karena penumpangnya gak mau nunggu," keluh Yusuf.
Yusuf juga mengaku, performa di aplikasi driver onlinenya saat ini menurun, lantaran penumpang kerap memilih performa kurang memuaskan akibat harus menunggu lama.
Sementara, pihak pengelola platform yang digunakannya tak memberikan kompensasi atas hal itu.
Baca Juga: Driver Ojol di Bekasi Dapat Voucher BBM, Bisa Beli Pertalite Rp 2.000 Per LIter
Yusuf mengaku sudah beberapa kali mengisi bahan bakar di penjual bensin eceran.
Hal itu ia lakukan guna menghemat waktu, sekalipun harus merogoh kocek lebih banyak.
Jika harga Pertalite di SPBU Rp 10.000 per liter, di tempat eceran Rp 12.000.
"Saya milih nambahin Rp 2.000 tapi performa saya tetap bagus, penumpang gak nunggu lama," kata dia.
Yusuf mengatakan, hampir rata-rata pengemudi driver online dan ojek pangkalan saat ini kerap mengisi bensin di pedagang bensin eceran.
"Gak pernah tuh ada ceritanya pedagang eceran penuh, lebih praktis lagi," jelasnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Antrean Pertalite di SPBU Bandung 30 Menit, Driver Ojol Rugi hingga Beralih ke Pedagang Eceran"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Aditya Prathama |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR