Ia menjelaskan, arti metode full to full memenuhi bensin sampai batas tertentu yang terlihat.
Setelah selesai pengujian, bensin dipenuhi lagi sampai penuh hingga tanda batas semula.
Selain metode full to full, ia mengatkaan pengujian konsumsi BBM Pertalite atau lainnya juga melalyu chassis dyno.
"Bisa juga uji di atas chassis dyno pada putaran mesin yg sama, selama waktu yg sama, juga menggunakan prinsip full to full," tuturnya.
Pria dengan sapaan akrab Pak Yus tersebut membeberkan kelebihan dan kekurangan kedua metode tersebut.
"Di jalan banyak gangguan, jadi sulit untuk mendapatkan kondisi kecepatan konstan. Selain itu, untuk mendapatkan kondisi pengulangan yang sama menjadi sulit," terang Yus.
"Di dyno tentu beban yang ada tidak seperti di jalan, karena roda hanya memutar roller yang mulus, tidak ada hambatan udara, dll. Tetapi untuk mendapatkan kondisi pengulangan yang sama relatif mudah," tukas pria berkacamata itu.
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR