Metode uji standar untuk penelitian angka oktan bensin harus sesuai ASTM D2699.
Dikutip dari astm.org, metode uji laboratorium ini mencakup penentuan kuantitatif knocking (dentuman) saat proses pembakaran untuk menentukan RON, termasuk bahan bakar yang mengandung etanol hingga 25% v/v.
Namun, metode pengujian ini mungkin tidak dapat diterapkan pada bahan bakar dan komponen bahan bakar yang kandungan utamanya oksigen.
Untuk mendapatkan nilai oktan bensin atau RON, pengujian menggunakan mesin bernama Coordinating Fuel Research (CFR).
2 Sampel bahan bakar diuji menggunakan mesin CFR yang terstandarisasi dengan spek silinder tunggal, siklus empat langkah, rasio kompresi variabel, karburator, berjalan dalam serangkaian kondisi yang ditentukan.
Nilai oktan ditentukan oleh komposisi volumetrik campuran Primary Reference Fuel (PRF).
Baca Juga: Dosen ITB Jelaskan Kesalahan Pengambilan Data Pertalite Jadi RON 86 Bukan RON 90
Intensitas knocking bahan bakar sampel dibandingkan dengan satu atau lebih campuran PRF.
Nilai oktan dari PRF yang cocok dengan Knocking Index (KI) maka akan didapat RON bensin tersebut.
Ternyata alat uji oktan bensin mesin CFR ada sekennya dan bisa brother beli.
Salah satunya di website envantage.com, mesin CFR dijual mulai 300.000 USD atau sekitar Rp 4,5 miliar.
Sementara untuk alat uji oktan bensin portable Oktis-2 dijual bebas di e-commerce sekitar Rp 3-6 jutaan.
Namun perlu dicatat, alat uji oktan bensin mesin CFR enggak boleh digunakan sembarang orang, hanya operator yang tersertifikasi yang boleh mengoperasikannya.
Source | : | Astm.org,Twitter/yo2thok,Envantage.com |
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR