Ia mengatakan, perjalanan luar kota memakai mobil listrik perlu memetakan lokasi pengecasan.
Berbeda dengan mobil listrik, Darmawan mengatakan tantangan memiliki motor listrik adalah jarak tempuhnya.
Dalam diskusi kolaborasi Kompas dengan PLN tersebut, ia juga menyoroti jarak tempuh motor listrik rata-rata 60 km.
Menjawab tantangan tersebut, pihaknya mulai membangun sistem penukaran baterai atau baterai swap.
"Kita sudah membangun teknologi baterai swap, begitu baterai swap harganya tidak Rp 1,6 ribu per kWh, tapi bisa Rp 4 ribu per kWh jadi lebih mahal sedikit," kata pria berkacamata itu.
Dengan harga yang lebih mahal, menurutnya, pemilik motor listirk bisa menghemat waktu untuk mengganti baterai.
"Dengan swap baterai hanya butuh 1 menit, kemudian 1 liter listrik 40 persen lebih murah dibanding 1 liter bensin, mahalnya biaya ada biaya investasi dan membership, jadi tantangannya tidak mudah," jelas Darmawan.
Nah, brother yang punya motor listrik, apakah setuju dengan tarif tersebut?
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR