Pengamat otomotif Bebin Djuana angkat bicara permasalahan ini.
"Karena seperti kita ketahui bahwa baterai kendaraan listrik apalagi mobil itu ukurannya besar sekali."
"Ini tidak bisa kita bayangkan seperti baterai hand phone (HP) walaupun itu jumlahnya ada banyak pemakainya," kata Bebin Djuana.
Permasalah limbah baterai motor listrik menurut Bebin Djuana juga harus dikelola.
"Tapi kalau limbah ini mereka tentukan di titik tertentu yang dimonitor oleh pabrikan, artinya pabrikan produsen kendaraan yang besar lebih mudah dikendalikan."
"Tapi apakah nantinya baterai tersebut akan di onggokan saja di halaman bengkel atau di belakang tanah kosong begitu atau diurus?,” kata Bebin.
Sebab menurutnya pada tahun kelima atau tahun keenam akan ada bagian dari baterai yang harus diganti.
Baca Juga: Bos PLN Sorot Tantangan Punya Motor Listrik, Baterai Swap Jadi Solusi Ini Faktanya
"Maka dari itu agar kendaraan listrik bisa berlanjut masa kerjanya, pabrik harus bisa urus itu."
"Atau ada jaringan pabrik yang urus," kata Bebin.
Sebelumnya Direktur Sarana Angkutan Jalan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Danto Restyawan, memikirkan penanganan limbah baterai kendaraan listrik.
"Itu harus dipikirkan juga soalnya. Jadi disebutkan limbah harus dipikirkan siapa nanti yang mengatasi dan akan bikin aturan baru," kata Danto Restyawan di Jakarta, Jumat (30/9/2022).
Danto Restyawan mengatakan, aturan soal limbah baterai masih dirancang.
"Karena kendaraan listrik sesuatu yang baru maka banyak aturan yang masih kurang dan dibenahi serta diperbaiki," kata Danto Restyawan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bisnis Baterai Swap Motor Listrik Wajib Urus Limbah"
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Ilham Ega Safari |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR