Padahal pekan kemarin harga minyak mentah dunia menyentuh di angka US$ 80 per barel.
Data tersebut diungkapkan oleh ahli riset stastik energi, Abra Talatov.
Selain tingginya harga minyak mentah dunia itu, faktor yang mempengaruhi kenaikan harga BBM Pertalite adalah stabilitas nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS).
Di mana, sampai berita ini diturunkan, Selasa (11/10/2022), Rupiah tembuh Rp 15.300-an per Dolar AS.
"Jadi justru saya pikir ada dua beban terhadap pembentukan harga BBM di dalam negeri, yakni harga minyak mentah atau ICP (Indonesia Crude Price) dan pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS. Jadi bebannya ganda," ungkap Abra kepadara wartawan, Selasa (11/10/2022).
Waduh, menurut brother gimana ini kalau harga Pertalite naik lagi?
Baca Juga: Terima Laporan SPBU Pertamina Berbuat Curang, Satgas Migas Bintan Turun Tangan
Source | : | Berbagai sumber |
Penulis | : | Albi Arangga |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR