Akhirnya Terungkap soal Pertalite Berubah Warna dan Penyebab Bensin Jadi Makin Boros

Ahmad Ridho - Kamis, 13 Oktober 2022 | 17:17 WIB
Facebook Sam Makarna
Terjawab sudah kabar kalau Pertalite berubah warna dan jadi lebih boros setelah harganya naik jadi Rp 10.000 per liter.

Seperti yang disampaikan Ahli Konversi Energi Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), Tri Yuswidjajanto Zaenuri.

"Kalau hanya untuk konsumsi BBM, bisa uji di jalan, tapi harus kecepatan konstan dengan metode pengisuan BBM full to full di dispencer yg sama di SPBU yg sama," jelasnya, Rabu (5/10/2022).

Ia menjelaskan, arti metode full to full memenuhi bensin sampai batas tertentu yang terlihat.

Setelah selesai pengujian, bensin dipenuhi lagi sampai penuh hingga tanda batas semula.

Selain metode full to full, ia mengatkaan pengujian konsumsi BBM Pertalite atau lainnya juga melalyu chassis dyno.

"Bisa juga uji di atas chassis dyno pada putaran mesin yg sama, selama waktu yg sama, juga menggunakan prinsip full to full," tuturnya.

Pria dengan sapaan akrab Pak Yus tersebut membeberkan kelebihan dan kekurangan kedua metode tersebut.

"Di jalan banyak gangguan, jadi sulit untuk mendapatkan kondisi kecepatan konstan. Selain itu, untuk mendapatkan kondisi pengulangan yang sama menjadi sulit," terang Yus.

"Di dyno tentu beban yang ada tidak seperti di jalan, karena roda hanya memutar roller yang mulus, tidak ada hambatan udara, dll. Tetapi untuk mendapatkan kondisi pengulangan yang sama relatif mudah," tukas pria berkacamata itu.

Faktor BBM Kendaraan Cepat Habis

Abdul Malik, mekanik Rumah Ban Motor, mengungkapkan pemakaian Pertalite boros bisa jadi karena faktor tertentu.

Menurutnya, kondisi ban juga bisa jadi biang kerok boros atau tidaknya konsumsi BBM motor.

"Tekanan angin ban yang kurang dari anjuran bisa membuat konsumsi bensin motor jadi boros," ucap Malik.

Malik menambahkan, khususnya pada tekanan angin ban motor yang kurang.

Tekanan angin ban yang kurang dari anjuran bisa membuat konsumsi bensin motor jadi boros

Ini menyebabkan tapak ban yang bersentuhan dengan aspal jadi semakin besar.

"Ketika diisi beban (pengendara dan barang) tapak yang bersentuhan ke aspal jadi lebih banyak," ujar Malik.

"Selain bikin laju motor jadi berat, tekanan angin ban yang kurang juga bikin konsumsi bensin jadi lebih boros," lanjutnya, saat ditemui di Jalan Lebak Bulus 3 No.2B, Cilandak, Jakarta Selatan.

Nah, biar laju motor tetap ringan dan konsumsi bensin tidak boros ternyata ada triknya.

Malik menyarankan untuk tetap jaga tekanan angin pada ban motor.

Jangan lupa minimal periksa tekanan angin ban motor setiap seminggu sekali.

Pabrikan sendiri sudah memberikan informasi mengenai anjuran tekanan ban ideal di motor menggunakan stiker.

Selain faktor ban motor, ternyata busi bisa juga jadi salah satu penyebab konsumsi bensin di motor jadi boros loh.

"Cuma gara-gara kalian malas ganti busi, bensin bisa jadi lebih boros," ujar Diko Oktaviano selaku Technical Support Product Knowledge PT NGK Busi Indonesia.

"Soalnya, elektroda di busi seiring pemakaian akan mengalami kausan yang bikin penurunan performa busi dan pembakaran jadi kurang maksimal," lanjutnya.

Pembakaran mesin yang kurang maksimal ini disebabkan karena daya ledak busi yang menurun.

"Efeknya pasti konsumsi bensin jadi lebih boros karena proses pembakaran yang terjadi tidak maksimal," lanjutnya lagi.

"Selain itu, busi yang lama tidak diganti bisa bikin penumpukan kerak karbon di area mesin. Jadi nanti bisa terjadi pembakaran dini yang berefek menurunnya performa dan boros bensin," jelasnya.

Jadi, busi yang kotor memang jadi salah satu penyebab mesin motor semakin boros bahan bakar.

Kalau brother ingin kinerja mesin tetap optimal dan konsumsi bensin enggak boros, ganti busi motor secara berkala.

"Busi disarankan ganti setiap kelipatan 6-8 ribu km pemakaian. Jangan tunggu sampai busi mati baru diganti," tutup Diko.

Dua faktor ini bisa menyebabkan konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros selain perkara mesin dan gaya berkendara.

Source : Bangka Tribunnews
Penulis : Ahmad Ridho
Editor : Ahmad Ridho


KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular