"Pabrikan ingin produknya laku disesuaikan dengan bahan bakar yang tersedia di pasar," sambungnya.
"Tapi, kalau motor dulu belum memakai injeksi, masih karburator," tambahnya.
"Kemudian ignition timing-nya harus diatur secara manual kan," lanjutnya.
"Kalau motor sudah pakai CDI, CDI-nya harus disetting ulang," sambungnya.
"Kalau ignition timing sudah disetting, maka performa yang baik akan didapat," jelasnya.
"Tapi kalau kita enggak menyesuaikan, yang ada motor loyo," ungkap Yus.
"Jadi akselerasi rasanya berat banget, percepatan enggak naik-naik, karena timingnya enggak sesuai," jelasnya.
Baca Juga: Pertalite Sering Kosong Gimana Kalau Motor atau Mobil Diisi Pertamax Resiko Buruknya Diungkap Ahli
Karena angka oktannya terlalu tinggi dan timingnya tidak bergeser otomatis seperti motor zaman sekarang, maka bahan bakar tidak terbakar.
"Akibatnya bahan bakar tidak terbakar, atau terbakarnya terlambat," sambungnya.
"Akhirnya banyak kerak dan businya cepat mati, karena banyak kerak di ujung businya," lanjutnya.
"Sebenarnya enggak mati, tapi cukup dibersihkan saja," tambahnya.
Kalau mau lebih aman tanpa mengubah ignition timing, Yus menyarankan untuk papas silinder head-nya.
"Papas silinder head-nya, naikan kompresinya, mungkin akan cocok lagi dari sebelumnya," lanjutnya.
"Malah lebih kencang karena tenaganya lebih tinggi, tapi hati-hati remnya juga harus memadai," jelasnya.
Nah itu dia penyebabnya motor tua suka mati saat memakai bensin oktan tinggi seperti Pertamax.
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR