Munculnya krisis ekonomi yang memicu lahirnya kelangkaan di sejumlah sektor penting seperti bahan bakar, mulai menimpa Sri Lanka setelah pemerintah memberlakukan pemotongan pajak secara besar-besaran.
Hingga membuat negara itu gagal membayarkan tumpukan utang luar negeri sebanyak 51 miliar dolar AS.
Kondisi ini makin diperparah dengan hancurnya sektor pariwisata akibat adanya pandemi Covid-19 pada awal 2020.
Tekanan itu lah yang kemudian memicu munculnya pukulan inflasi, hingga Sri Lanka tak dapat melakukan impor sejumlah barang kebutuhan pokok seperti obat-obatan dan BBM.
Berbagai upaya belakangan telah dilakukan pemerintah Sri Lanka agar dapat menyelamatkan runtuhnya perekonomian.
Salah satunya dengan meminta bantuan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk menyetujui pemberian dana talangan.
Baca Juga: BBM Langka, Seorang Pria Meninggal Dunia Saat Antre Di Sri Lanka
Meski hanya dapat menerima bantuan senilai 2,9 miliar dollar AS selama empat tahun, akan tetapi dengan Sri Lanka yakin ekonomi negaranya dapat kembali melandai.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sri Lanka Kembali Turunkan Harga BBM di Tengah Krisis, Bensin Jadi Rp15,771 per Liter
Penulis | : | Indra Fikri |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR