MOTOR Plus-online.com - Bos Red Bull, Dietrich Mateschitz meninggal dunia, ternyata beliau salah satu sosok penting di ajang MotoGP.
Pemilik Red Bull tersebut yang bikin ramai MotoGP, baik itu dari sisi pembalap, tim sampai sirkuit.
Dietrich Mateschitz meninggal hari ini pada usia 78 tahun setelah lama menderita penyakit serius.
Selama hampir 30 tahun, bos Red Bull dari Styria dan perusahaan minumannya telah mendukung setiap seri dari event balap mobil dan motor.
Mulai dari Formula 1, Kejuaraan Reli Dunia, Kejuaraan Dunia NASCAR dan DTM Superbike, Motocross serta Reli Dakar.
Red Bull juga merupakan sponsor yang dapat diandalkan untuk tim pabrikan KTM di MotoGP.
Selain itu, ada juga Red Bull Rookies Cup yang didirikan pada tahun 2007 bersama dengan promotor Kejuaraan Dunia Dorna.
Serta sirkuit Red Bull Ring yang dihidupkan kembali pada tahun 2011 dan membawa kembali Formula 1 dan MotoGP ke Austria.
Baca Juga: Juara Dunia F1 2022 Max Verstappen Pernah Ingin Jajal Motor MotoGP Tapi Dilarang
Selama bertahun-tahun, komitmen sponsorship dalam motorsport menjadi semakin kompleks, mahal, dan menarik.
Pada tahun 1997, Red Bull mengambil alih tim top Yamaha di kelas 500 cc dengan juara dunia Luca Cadalora dan Troy Corser.
Pada tahun 1998, Simon Crafar dari Selandia Baru secara mengejutkan memenangkan Grand Prix 500 cc pertama untuk Red Bull di Donington Park.
Didi Mateschitz terbang dengan pesawat pribadi dari Salzburg ke East Midlands pada hari Minggu pagi dan menyaksikan kesuksesan secara langsung dengan antusias.
Di antara kerumunan di bawah podium, tidak ada yang mengenali pengusaha minuman energi yang sedang naik daun, yang jarang memberikan wawancara dan tidak pernah muncul di televisi.
Kemenangan GP 500 cc lainnya di Red Bull Yamaha datang dari pembalap Prancis Régis Laconi di Valencia pada 1999 dan pembalap Australia Garry McCoy, 'King of Slide', menang di Welkom, Estoril dan Valencia pada musim 2000.
Karena penjualan yang meningkat, Red Bull mampu terus memperluas kegiatan pemasarannya.
Sebagai seorang pengusaha, Mateschitz dengan cepat sampai pada kesimpulan bahwa akan lebih efektif untuk membeli tim daripada hanya memberikan jutaan dolar menjadi sponsor.
Baca Juga: 4 Fakta Menarik Miguel Oliveira Juara MotoGP Thailand 2022, Turun Hujan Dan Menang
Hal ini karena dia ingin merancang dan berinvestasi, kualitas dan kesuksesan adalah yang terpenting, dan strategi ini ada harganya.
Pada November 2004, Red Bull membeli tim Jaguar Formula 1, batas waktunya adalah 15 November.
Pada saat itu, pemilik Jaguar, Ford, tidak mampu untuk terus mengoperasikan tim balap karena 15.000 karyawan harus diberhentikan di AS.
Source | : | Speedweek.com |
Penulis | : | Indra Fikri |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR