Apa sih bedanya radiator coolant ethylene glycol vs diethylene glycol?
Baik ethylene glycol dan dietylene glycol sama-sama dihasilkan dari hidrolisis etilena oksida.
Selain itu secara fisik keduanya sama-sama mudah larut dalam air, tidak berwarna dan tidak berbau.
Namun, keduanya memiliki perbedaan di titik beku dan titik didih.
Ethylene glycol murni, titik bekunya mencapai -12,9 derajat celcius, namun titik didihnya hanya mencapai 197 derajat celcius.
Sementara untuk dietylene glycol murni, titik bekunya hanya mencapai -10,4 derajat celcius dan titik didihnya mencapai 245 derajat celcius.
"Saat senyawa kimia ini ada di air radiator, efeknya air tidak mudah beku dan titik didih air radiator akan meningkat dibanding air biasa," buka Almus Hidayat, Sales Manager PT Wealthy Indah Perkasa kepada Gridoto.com.
"Karena di Indonesia tidak ada musim dingin maka titik beku tidak penting, yang terpenting itu air radiator tidak mudah menguap saat suhu mesin sangat tinggi," tambahnya.
Selain itu, diethylene glycol juga lebih ramah terhadap lingkungan.
"Pasti kebanyakan pemilik mobil atau mekanik membuang air radiator lama ke saluran pembuangan air, diethyle glycol itu enggak akan menjadi limbah berbahaya," sebut Almus.
Jadi bisa dibilang diethylene glycol lebih baik terhadap performa air radiator dan ramah lingkungan.
KOMENTAR