Untuk memperkecil kemungkinan over charging dan over discharging, kata Hendro, maka baterai diberi perangkat Battery Management System (BMS).
"BMS itu yang akan menjaga proses charging dan discharging agar tidak terjadi over," ucap Hendro.
"Hal itu yang membuat penting untuk memilih BMS yang bagus, BMS dengan sistem proteksi berlapis, bahkan ada smart BMS yang sudah ditanamkan IOT (Internet of Things) dan AI (Artificial Intelligence) di dalamnya.
Hendro menjelaskan, baterai motor listrik terbakar bisa juga akibat ada kerusakan fisik.
"Misalnya baterai tertusuk sehingga penyekat antara anoda dan katoda menjadi rusak, hal itu akan menyebabkan reaksi kimia yang tidak terkontrol," sambungnya.
"Lalu dengan tertusuk itu juga akan menyebabkan zat kimia dalam baterai bisa beraksi dengan zat-zat lain yang ada di udara seperti oksigen, nitrogen, hidrogen, uap air, dan lain-lain," tambah dia.
"Reaksi dengan zat-zat lain itu yang juga bisa menyebabkan pelepasan elektron tak terkendali," lanjutnya.
Baca Juga: Kaget Motor Listrik Honda U-Go Harga Aslinya Cuma Rp 17 Juta Sudah Dijual di Indonesia Banyak Fitur
Baterai jenis SLA dan LiFePO4 memiliki kapasitas perpindahan elektron yang lebih rendah sehingga membuat dirinya tidak bisa terbakar.
Sementara motor listrik umumnya pakai baterai Li-Ion atau Li-polymer karena daya listrik yang disimpan besar namun bobot baterai ringan, sehingga dapat menempuh perjalanan jauh.
"Memang yang kita cari dalam baterai adalah kemampuan perpindahan elektron itu. Semakin banyak elektron yang bisa berpindah maka semakin besar listrik yang bisa disimpan dan dihasilkan," lanjut Hendro.
"Tetapi resikonya adalah jika perpindahan itu tidak terkontrol maka akan menghasilkan panas berlebih dan berujung pada terbakar," pungkasnya.
Jadi paham ya bro kenapa baterai motor listrik terbakar.
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR