"Itu bisa berefek ke bagian CVT motor, karena dalam kondisi tersebut beban motor sangat ringan. Kalau sudah begitu bisa merusak per CVT," lanjutnya.
"Per CVT jadi tertekan sampai terhimpit kalau motor digeber-geber sampai rpm tinggi dalam kondisi standar dua, alhasil dia mengunci dan akhirnya per tidak sanggup menahan lalu rusak."
"Yang tadinya per keriting jadi gak keriting lagi, kalau anak-anak sini bilangnya jadi ngebonding," jelasnya sambil terkekeh.
Menurut Yoga, kejadian ini lebih rawan terjadi pada para pemilik motor yang sudah mengutak-atik CVT motornya seperti memakai per CVT custom misalnya.
"Apalagi untuk pengguna per CVT custom yang tidak jelas dari bahannya apa atau ukurannya sesuai atau tidak, daya pegasnya seperti apa, hal ini lebih rawan terjadi," ujar pria yang mengendarai Yamaha XMAX modifikasi ini.
Meski begitu, bukan berarti para pemilik motor matic dengan kondisi CVT standar bisa bebas menggeber sampai rpm tinggi ketika distandar tengah ya.
"Motor dalam keadaan standar ting-ting pun tidak boleh digeber-geber sampai RPM tinggi, karena kita kan gak tahu nih kondisi CVT-nya seperti apa dalam keadaan kotor atau tidak, perlu diservis atau tidak."
"Kalau dalam keadaan kotor ditakutkan hal yang sama bisa terjadi juga," jelas dia lagi.
Selain bikin keriting per CVT, mangkuk CVT juga bisa kena impasnya, sering kejadian jadi peang.
Mangkuk CVT peang selain oleng juga bikin nyangkut kampas CVT jadinya harus ganti juga.
Jadi, perhatikan kalau mekanik bengkel resmi atau bengkel umum servis motor matic.
Jangan biarkan mereka main geber motor matic ketika posisi standar tengah atau standar tengah.
KOMENTAR