"Jadi kalau kemarin harganya Pertalite Rp 7.650, itu sebenarnya setara dengan ICP-nya harusnya 41-42 dollar AS. Jadi harga yang sekarang kita sudah naikkan ke Rp 10.000 pun itu masih di bawah harga keekonomian," ujarnya, Senin (5/9/2022).
Menanggapi kemungkinan harga Pertalite turun, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji memberikan penjelasan.
"Sekarang sih enggak jauh antara harga keekonomian dengan harga Pertalite-nya ya, kalau setahu saya ya," ujarnya mengutip Kompas.com.
Saat ini, pemerintah belum berencana menurunkan harga Pertalite. Hal tersebut dikarenakan harga Pertalite tetap masih di bawah harga keekonomiannya.
Maka dari itu, meski harga minyak dunia trennya menurun, namun tetap ada selisih antara harga jual dan harga keekonomian Pertalite yang disubsidi atau dikompensasi pemerintah.
Menurutnya, pemerintah bakal mengevaluasi harga Pertalite jika harga jualnya yang sebesar Rp 10.000 per liter itu memang sudah menyentuh harga keekonomiannya.
"Harga BBM bersubsidi itu, saat ini pun harga jualnya masih lebih rendah dari keekonomiannya, jadi kan masih belum. Kalau nanti itu sudah seperti itu (menyentuh harga keekonomian), baru kita evaluasi," kata Tutuka.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Harga Minyak Dunia Tren Menurun, Mungkinkah Harga Pertalite Turun?"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR