"Syarat sewanya sehari Rp 50 ribu, dipotong dari saldo di aplikasi. Kalau lagi parah, cuma enam orderan, cukup buat sewa doang. Narik enggak narik, segitu (biaya sewa motor listriknya)," ucap Angga.
Angga menambahkan, dirinya tidak berani mengambil order antar-jemput penumpang karena hal itu berpengaruh pada semakin borosnya pemakaian baterai.
"Saya sih fokus ke makanan sama paket, soalnya kalau bawa penumpang risikonya banyak. Baterainya lebih boros, ini juga prinsipnya enggak bisa jauh-jauh, kapasitasnya 60 km 1 baterai," tambahnya.
"Kalau dua orang yang naik (motor), ngaruh ke baterainya, cepat abis," lanjut Angga.
Paling jauh, Angga hanya berani mengemudi ke arah Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Selama menggunakan motor listrik, dirinya tidak berani berkendara lebih jauh dari Tanah Abang karena takut baterai tidak mencukupi.
Baca Juga: Harga Motor Listrik Smoot Tempur Desember 2022, Jarak Tempuh 60 Km Enggak Perlu Cas Baterai
Selain itu, pendapatan harian yang tidak seberapa selama pandemi Covid-19 membuat dirinya kian terbebani dengan tarif sewa motor listrik yang diterapkan perusahaan mitra.
"Sehari paling ramai kalau belum dipotong sewa molis (motor listrik) Rp 200 ribu. Itu kalau lagi ramai banget, sekitar 20 orderan ke atas. Ya gitu, kadang stabilnya di 13 orderan. Kalau sepi, enam atau tujuh (orderan)," tutupnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Ojol Pakai Motor Listrik Sewaan, Kadang Pendapatan Cuma Cukup untuk Bayar Sewa"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Indra Fikri |
Editor | : | Indra GT |
KOMENTAR