Ia juga melihat, konversi motor dapat menghidupi bengkel-bengkel kecil selevel UKM.
Soal usulan insentif yang diberikan, Arifin mengatakan perlu ditingkatkan dari rencana awal Pemerintah sebesar Rp 5 juta.
Angka tersebut didapat dari survei yang dilakukan beberapa tahun lalu, di mana harga komoditas belum seperti sekarang.
Ia mengatakan Rp 8 juta sebagai besaran insentif yang sesuai dengan situasi sekarang saat harga bahan seperti baterai naik.
"Rp 8 juta lah kira-kira. Sekarang kan bahannya naik, terutama di baterai. Ini yang kita dorong industri dalam negeri agar bisa mengembangkan produk sendiri," ujar Arifin.
"Lalu, secara massal bisa nggak mencapai target angka yang masuk anggaran. Jadi, kita anggarannya di kisaran segitu lah," sambungnya.
Dikabarkan sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut Pemerintah tengah membahas besaran insentif untuk pembelian kendaraan listrik.
Baca Juga: Cepat Banget, Honda Supra X 125 Diubah jadi Motor Listrik
Ia mengusulkan setiap pembelian mobil listrik akan diberikan insentif Rp 80 juta dan hybrid Ro 40 juta.
Sedangkan untuk pembelian sepeda motor listrik baru Rp 8 juta dan konversi motor listrik Rp 5 juta.
Agus menekankan jika pemberian insentif hanya akan berlaku untuk mobil listrik maupun motor listrik yang diproduksi di dalam negeri.
"Ini akan kami hitung, tapi kira-kira untuk pembelian mobil listrik akan diberikan insentif sebesar Rp 80 juta. Untuk pembelian mobil listrik berbasis hybrid akan diberikan insentif sebesar Rp 40 juta," ujar Agus.
"Juga untuk motor listrik yang baru tentu akan diberikan insentif nanti sekitar Rp 8 juta, sementara motor konversi menjadi motor listrik itu akan diberikan insentif sekitar Rp 5 juta," lanjut Agus.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Menteri ESDM Arifin Tasrif Dorong Konversi Motor Tua Jadi Motor Listrik: Bisa Kurangi Emisi"
Source | : | TribunBisnis.com |
Penulis | : | Yuka Samudera |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR