"Seharusnya subsidi kendaraan listrik pribadi yang harus dipikirkan ulang," tutur Aminullah.
Subsidi tiket KRL, lanjutnya, bukan hanya soal bantuan bagi masyarakat mampu atau tidak, melainkan lebih kepada dukungan bagi pengguna transportasi publik.
Pasalnya, tambah dia, pengguna transportasi publik telah berperan dalam menekan angka kecelakaan, kemacetan, polusi udara, serta emisi gas rumah kaca.
Ia pun menyarankan agar peran transportasi publik terus didukung melalui subsidi pengguna kendaraan umum. Ditambah Jakarta kini sedang bertarung dengan kemacetan dan polusi udara.
"Dan para pengguna transportasi umum telah mengambil peran menjadi salah satu bagian dari pemulihan Jakarta," lanjutnya.
"Sudah sepatutnya pemerintah, khususnya kementerian perhubungan mendukungnya, bukan justru mencabut subsidinya," tutur Aminullah.
Aminullah memandang kenaikan tarif KRL bisa membuat masyarakat enggak mau naik kendaraan umum, khususnya KRL.
Antara tarif KRL naik atau subsidi motor listrik dicabut, bikers pilih yang mana?
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tak Sepakat Penyesuaian Tarif KRL bagi Orang Kaya, Walhi: Lebih Baik Cabut Subsidi Kendaraan Listrik, Justru Bikin Macet"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR