MOTOR Plus-online.com - Pertanyaan yang sering muncul apa jadinya motor MotoGP tidak ada winglet, pastinya pembalap ketar-ketir dibikin kerja keras.
Sebagai info kehadiran winglet hingga kemudian di beberapa musim terakhir aerofairing lantaran regulasi ECU seragam.
Sebelum hadirnya ECU seragam, di MotoGP musim 2015 ke belakang motor MotoGP polos tanpa adanya winglet atau aerofairing.
Efek paling terasa di ECU seragam adalah motor MotoGP jadi benar-benar terbatas settingan dibandingkan dengan ECU bikinan pabrikan.
Paling terasa adalah tenaga motor MotoGP yang bisa menembus kecepatan hingga 300 km/jam tidak dapat diimbangi engine brake yang maksimal karena regulasi ECU seragam.
Meskipun ada sistem kendali traksi atau juga anti-wheelie alias pengaturan ECU agar motor MotoGP tidak kelebihan power sehingga membuat roda depan mengangkat (wheelie).
Ditengarai anti-wheelie hanya efektif saat motor MotoGP menjalani start.
Selebihnya di saat memasuki tikungan atau apalagi tikungan pelan, motor jadi tidak stabil dan jika melakukan pengereman yang ekstra kuat dengan jarak yang dekat dari tikungan muncuk efek stoppie.
Kemudian saat keluar tikungan karena akselerasi instan menghasilkan lonjakan power mesin yang besar membuat motor MotoGP sering wheeli atau mengangkat roda depan tiap keluar dari tikungan.
Baca Juga: Tiru Ducati, Honda Pasang Winglet di Motor Marc Marquez Hadapi MotoGP Australia 2022
Agar meredam efek wheelie saat balap terutama setiap motor MotoGP keluar tikungan solusinya mengadopsi winglet di fairing depan.
Motor MotoGP Ducati yang pertama memperkenalkan winglet di musim 2016 hingga 2017.
Lantas muncul protes dari pembalap MotoGP lain jika winglet itu berbahaya bagi pembalap MotoGP lain karena kalau kesenggol tajam kayak pisau.
Selang beberapa winglet pun dilarang, namun begitu perlunya perangkat aerodinamika untuk meredam efek wheelie karena keterbatasan ECU seragam.
Istilah aeofairing pun muncul yang sejatinya berfungsi sama dengan winglet namun dimensi dan wujudnya tidak membahayakan bagi pembalap yang disebut tajam seperti pisau.
Lantas perkembangan aerodinamika dari winglet hingga aerofairing berkebang sampai aerobody dan juga sayap belakang tegak ala punuk Stegosaurus pun terjadi.
Alhasil, apa jadinya motor MotoGP tanpa adanya winglet, aerofairing dan selanjutnya.
Dipastikan dengan regulasi ECU seragam yang diberlakukan sejak 2016, motor MotoGP akan cenderung wheelie setiap kali keluar tikungan.
Ditambah di sirkuit dengan karakter kecepatan tinggi yang memiliki trek lurus di bagian garis start dan finis yang panjang.
Baca Juga: Nama Motor MotoGP Ducati Terbaik Di Musim 2022, Desmosedici Itu Artinya Apa?
Motor MotoGP tidak akan stabil saat memasuki tikungan 1 saat menembus kecepatan 300 km/jam.
Bila saat masuk tikungan dengan kecepatan tinggi, motor MotoGP jadi tidak stabil, titik pengereman berubah, pembalap berisiko mengalami crash.
Jadi andikata motor MotoGP tidak ada winglet atau perangkat aerodinamika pastinya pembalap MotoGP bakal ketar-ketir dan kerja keras.
Semua itu dilakukan pembalap MotoGP demi memastikan motor MotoGP bisa belok atau keluar tikungan semulus-mulusnya.
Source | : | Berbagai sumber |
Penulis | : | Joni Lono Mulia |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR