MOTOR Plus-Online.com - Salah satu komponen vital dalam motor listrik adalah baterai yang menjadi sumber tenaga.
Dari banyaknya merek motor listrik yang sudah dijual di Indonesia, penggunaan baterainya ada yang bisa diisi ulang atau charge secara mandiri atau dengan sistem tukar seperti swap battery.
Karena untuk membuat baterai memang butuh biaya yang sangat besar, serta pengelolaan limbah baterai yang sangat baik.
Salah satu produsen motor listrik di Indonesia, United kini sedang gencar dalam pabrik baru yang dibangun di Bogor, Jabar.
Pabrik ini guna memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang ada dalam motor listrik produksi United.
Sementara hanya ada pada bodi, pengecatan, pengelasan, dan perakitan saja yang dilakukan PT Terang Dunia Internusa (TDI) sebagai produsen motor listrik United.
Kelak memang akan ada cita-cita dalam membuat baterai sendiri dan kali ini menggandeng baterai ABC sebagai sesama perusahaan lokal.
"Sudah direncanakan mengenai beberapa tahun ke depan akan divisi yang membuat baterai untuk motor listrik United," terang Henry Mulyadi, Komisaris Utama PT. TDI.
"Semakin besar perusahaan kami, maka akan semakin besar pula tanggung jawab kami dalam pengelolaan lingkungan," lanjutnya.
Baca Juga: Penyebab Per CVT Motor Matic Honda ADV 160 Loyo, Selalu Cek Saat Servis
"Nanti kelak bersama baterai ABC yang sedang kita jalin kolaborasinya di masa mendatang, mereka lebih tahu cara menanggulangi limbah dari baterai itu," Henry menambahkan.
Jika memang berniat membuat baterai secara mandiri, peran pengelolaan limbah baterai memang harus diperhatikan dengan seksama.
Hal ini karena dalam pabrik baterai membutuhkan pengelolaan limbah yang sangat baik agar tidak mencemari lingkungan.
Dalam setiap baterai, terdapat kandungan logam seperti kobalt (Co), tembaga (Cu), nikel (Ni), dan timbal (Pb) yang berisiko mencemari lingkugan.
Untuk baterai yang dapat diisi ulang seperti baterai motor listrik jelas juga mengandung Nikel dan Alkaline dalam jumlah besar.
Limbah baterai dan limbah material pembuatan baterai memang tidak bisa dibuang langsung terkena tanah dan air yang dekat dengan area pemukiman.
Jika tercampur ke tumbuhan atau dimakan ternak, maka manusia yang memakannya bisa terkena gangguan ginjal dan penyakit mematikan lainnya.
Baca Juga: Konversi Motor Listrik Yamaha XSR Garapan BRT, Cuma Rp 30 Jutaan
Penulis | : | Didit Abdillah |
Editor | : | Indra GT |
KOMENTAR