Ketua FKH Tulungagung, Karsi Nero Sutarmin memberikan penjelasan soal motor listrik tersebut.
Mulai dari pemberian nama, Sam Dimas akronim dari Sampah Jadi Emas, menjadi moto pegiat lingkungan di Tulungagung.
"Karena sepeda motor ini dibuat dengan 40 persen material daur ulang," ujarnya.
Asal motor tersebut dari Happy Nexium tahun 2012 yang memiliki mesin berkapasitas 150 cc
Pemilik bengkel yang aktif di FKH Tulungagung, Andreas Andi Setiawan mengatakan, Sam Dimas dibangun untuk spesifikasi lomba, sehingga rancang bangunnya agak mahal.
Total pengerjaan mulai komponen, rangka motor hingga tenaga pengerjaan mencapai Rp 40 juta.
"Sebenarnya kalau mau dibuat harian bisa disederhanakan dan bisa lebih murah, sekitar Rp 20 juta. Tapi ini dibuat memang untuk ICE kemarin," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunmataraman.com dengan judul "Sam Dimas, Motor Listrik Hasil Konversi Pegiat Lingkungan Tulungagung"
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR