Kedua, pengisian cairan antibocor pada ban depan dinilai dapat mengganggu handling.
"Bayangin ban itu berputar dan di dalamnya ada material yang bergerak juga. Kemudian ban depan juga harus bergerak ke kanan dan kiri sebagai kontrol arah kemudi," jelasnya.
"Kalau diisi cairan di dalamnya, handlingnya akan berpengaruh, efek yang dirasa oleh pengendara ini semacam kayak komstir oblak atau laher pecah," tambahnya.
Selain itu, pengisian cairan antibocor juga tidak disarankan pada ban yang baru terpasang.
Alasannya, penggunaan cairan antibocor pada ban baru akan menghambat suhu panas yang dibutuhkan ban dari bagian dalam.
Efeknya, cairan antibocor tersebut justru akan membuat kinerja ban kurang optimal, karena ban tidak mendapatkan suhu panas yang ideal dari bagian dalam.
"Ban baru juga sebenarnya memerlukan panas, baik dari bagian luar ban ataupun dari bagian dalam ban," tutur Arie.
"Dengan adanya cairan antibocor di bagian dalam ban, otomatis panas dari dalam akan terhambat," lanjut pria yang bermarkas di Jl. Adiaksa Raya No.31, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Selain itu, cairan anti-bocor juga dikhawatirkan berpotensi untuk mengganggu kerapatan ban dengan pelek.
"Ban baru itu pemasangannya harus benar-benar nge-plug (presisi). Dia enggak boleh ada kerutan di pinggir ban, harus benar-benar nge-plug," jelasnya.
KOMENTAR