"Mindset konsumen motor listrik kebanyakan ingin irit pengeluaran dari biaya bensin, perawatan dan pajaknya. Makanya harga unit di atas Rp 20 juta cenderung lama terjual," ucapnya.
Lebih lanjut Taufiq menyebut, konsumen juga masih asing dengan beberapa brand motor listrik meskipun harga unitnya terjangkau.
"Misalnya ini ada BF Goodrich V7 dengan harga Rp 16 juta. Tapi kalau konsumen tidak berani coba, mungkin dia akan berpikir mending beli motor matic baru saja," ungkapnya.
Karena itu menurut Taufiq, menjual motor listrik saat ini memiliki banyak tantangan dari segi harga dan brand yang harus dikenalkan pelan-pelan.
"Brand motor Jepang yang namanya besar pengaruhnya kuat karena sudah puluhan tahun berbisnis. Sementara merek motor listrik banyak yang baru, jadi konsumen masih percaya dengan brand besar semisal Honda atau Yamaha yang sudah memamerkan produk elektrifikasinya," jelas pria ramah tersebut.
"Selain itu, penjual juga harus terus memberi informasi yang lengkap supaya masyarakat betul-betul paham sama merek motor listrik," sambung Taufiq.
Di samping itu, konsumen kini juga sangat selektif dalam memutuskan produk motor listrik yang benar-benar cocok.
Sehingga keputusan membeli motor listrik bahkan baru diputuskan dalam waktu sampai bertahun-tahun.
"Konsumen pastinya akan melihat review di internet dulu untuk membandingkan harga dan spesifikasinya. Makanya penjualan langsung seperyi ini punya banyak pertimbangan, bahkan ada konsumen yang perlu setahun untuk balik lagi ke sini dan beli unitnya," tutup pria yang sudah hampir tiga tahun berjualan motor listrik tersebut.
KOMENTAR