Sesungguhnya tugas polisi lalulintas sangat mulia, mengubah perilaku manusia mulai dari jalan menuju ke peradaban.
“Mari mulai mengubah perilaku di lapangan, ini sangat berpengaruh. Ada rumus niat dan kesempatan sama dengan pelanggaran atau crime. Maka laksanakan patroli pada jam rawan atau jam macet,” terangnya.
Di Jepang lanjutnya, pembuatan SIM sangat sulit karena ijin pertama yang dikeluarkan pemerintah kepada warganya untuk berlalulintas adalah SIM.
Biayanyapun tidak murah, karena nyawa penumpang dan pengendara lain menjadi taruhan.
“Akan ada program anak SMA tiga bulan sebelum lulus di sekolahkan dan dikenalkan tentang SIM. Tujuannya akan mengurangi pelanggaran, suka menerobos, tidak pakai helm, melawan arus dan pelanggaran lainnya,” jelasnya.
Brigjen Pol Aan Suhanan menegaskan tugas Gakkum mempertahankan yang sudah punya SIM agar perilakunya tetap disiplin.
Petugas boleh menindak pengendara tidak menggunakan helm dengan menyuruh pulang pengendara ambil helm.
Baca Juga: Premanisme di Jakarta Disikat Habis, Apa Boleh Debt Collector Rampas Motor Kredit?
“Kedepan akan ada penugasan dari anggota untuk memantau perilaku anggota kepolisian lain yang melanggar saat bertugas di jalan. Program ini atensi dari bapak Presiden kepada bapak Kapolri langsung," terang Aan.
"Saya harapkan, polisi Indonesia lima sampai sepuluh tahun kedepan seperti Polisi Jepang. Kita perlu belajar dari orang lain sehingga kita bisa membangun mulai dari hal yang kecil, karena lalulintas cermin budaya bangsa,” tutupnya.
Penulis | : | Erwan Hartawan |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR